LANGIT7.ID - - Allah Ta’ala memerintahkan umat manusia untuk makan
makanan yang halal dan baik. Perintah ini bisa ditemukan di berbagai ayat dalam Al-Qur’an. Namun, hal yang menarik adalah kalimat yang datang setelah perintah memakan makanan halal dan baik.
Kekenyangan bisa melemahkan fokus seseorang, sehingga susah untuk
khusyuk dalam beribadah. Di sisi lain, cara terbaik untuk khusyuk adalah saat lapar. Itu yang menyebabkan
ibadah puasa sangat istimewa.
Baca juga: Jemaah Ada yang Kelaparan, Takmir Masjid Berdosa?يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS
Al-Baqarah: 168)
Praktisi Pengobatan Sunah Indonesia,
Ustadz Zaidul Akbar, mengungkapkan hal menarik dari kalimat berikut perintah tersebut. Allah menghubungkan urusan makanan halal dengan status setan sebagai musuh manusia.
“Di situ ada urusan apa makanan dengan setan? Karena urutan dalam Al-Qur’an itu bukan sembarang urutan,” kata Zaidul dikutip dari salah satu tausiahnya, Kamis (16/3/2023).
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Puasa Tak Sekadar Menahan Lapar dan HausSetiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna yang mendalam. Seperti kalimat perintah memakan makanan halal lalu diikuti peringatan agar tidak mengikuti langkah-langkah setan. Ini menunjukkan kehati-hatian dalam memilih makanan sangat penting dalam Islam.
“Allah bilang, ‘makanan halal lagi baik dan jangan ikuti langkah-langkah setan, karena mereka musuh nyata bagimu’. (Setan) ada urusan apa dengan makanan? Karena memang kita tahu tergelincirnya Nabi Adam AS karena urusan makanan, hati-hati,” ujar Zaidul.
Tidak hanya itu, para ulama juga menyebutkan kebanyakan makan dan terlalu banyak memikirkan makanan dapat melemahkan iman seseorang. Maka itu, makan dalam Islam bukan hanya sekadar untuk kenyang, tetapi juga sebagai sarana untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
“Maka, kalimat nabi kan untuk menegakkan tulang sulbi, untuk kita bisa berdiri beribadah,” jelas Zaidul.
Baca juga: Tips supaya Tidak Lemas dan Cepat Lapar saat PuasaDi sisi lain, makanan juga bisa mempengaruhi konsentrasi dan kekhusyukan seseorang dalam beribadah. Saat kenyang, seorang dipastikan sangat susah untuk khusyuk dalam beribadah.
“Coba, makanlah yang kenyang, sekenyang-kenyangnya, lalu berdoalah khusyuk, enggak bakal bisa netes tuh air mata. Serius, bener enggak?. Makanya, waktu terbaik kita untuk bersama Allah itu adalah dalam kondisi perut lapar dan kosong. Itu sebabnya puasa itu luar biasa, luar biasa ibadah yang dikerjakan,” ujar Zaidul.
(est)