LANGIT7.ID-, Jakarta- - Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag RI, Dr. H.A Juraidi, menjelaskan,
umur umat Nabi Muhammad SAW sangat singkat. Hanya berkisar 60 tahun sampai 70 tahun. Hal tersebut sejalan dengan pemaparan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), harapan hidup orang Indonesia saat ni rata-rata 69 tahun.
"Oleh karena itu, perlu kita mengambil pelajaran bahwa hidup kita tidak lama, karenanya harus pandai memanfaatkan kesempatan yang tersisa seefisien dan seefektif mungkin, agar kehidupan kita berkualitas," ujar Juraidi saat menyampaikan Khutbah Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, dikutip Sabtu (13/5/2023).
Lalu, bagaimana agar kehidupan seseorang muslim berkualitas, dan apa yang harus dilakukan? Ada beberapa indikator hidup berkualitas, di antaranya:
Baca juga:
Amalan Ringan Tapi Berat di Timbangan: Sebarkan Salam, Rajin Tahajud, dan Silaturahmi1. Berilmu atau Mengetahui
Menurut Juraidi, semakin banyak ilmu yang dimiliki menunjukkan semakin berkualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, Islam memotivasi untuk berilmu dan banyak mengetahui. Allah Ta'ala berfirman:
"
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Mujadilah: 11)
Orang yang banyak ilmu (para ulama) akan menghantarkan mereka semakin takwa, takwa kepada Allah. Dalam arti khasyatillah. hal itu sebagaimana firman Allah,
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama." (QS Fathir: 28)
"Islam menganjurkan agar kita menuntut ilmu sepanjang hayat. Sejak dari buaian hingga ke liang lahat, agar hidup kita berkualitas," ujar Juraidi.
2. Bergerak atau Dinamis
Juraidi menjelaskan, bergerak merupakan indikator hidup. Semakin dinamis seseorang dalam bekerja dan berusaha menunjukkan semakin berkualitas hidupnya. Orang semacam itu pasti akan mendapatkan keberkahan. Islam melarang perbuatan malas dan hanya berpangku tangan. Bahkan, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bangkit dan bergerak, bertebaran di muka bumi mencari karunia Allah.
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS Al-Jumu'ah: 10)
3. Produktif dan Bermanfaat
Indikassi hidup yang berkualitas adalah produktif dan bermanfaat untuk banyak orang. Kalau hidup sudah tidak menghasilkan sesuatu, baik materi maupun nonmateri, itu sama saja dengan kematian. Ada manusia yang masih kategori usia produktif, tapi tidak bisa menghasilkan apa-apa.
"Karena salah dalam memilih jalan hidup dan pergaulan, contohnya para korban narkoba, hidup mereka sama dengan mati sebelum kematian. Oleh karena itu, Islam melarang kita menjerumuskan diri dalam kebinasaan," ujar Juraidi.
Juraidi menjelaskan, ada kelompok manusia yang sangat berkualitas meskipun sudah wafat. Tapi mereka masih produktif seolah-olah masih hidup.
"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup, di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." (QS Ali Imran: 169)
"Mereka senantiasa mendapat rezeki dari Allah melalui doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang hidup setelahnya. Kalau bisa kita masuk dalam kelompok ini. Meski sudah tiada, tapi masih produktif, rezeki berupa pahala masih terus mengalir," ujar Juraidi.
4. Berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Kehidupan yang indah dan berkualitas jika kehidupan seseorang dilandasi dengan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah. Sayyid Qutub dakam muqaddimah tafsirnya menjelaskan, betapa manis dan indahnya kehidupan yang berlandaskan Al-Qur'an, sehingga dia memberi judul kitab tafsirnya
"FI Zhilalil Qur'an (di Bawah Naungan Al-Qur'an)".
"Seruan Allah dan Rasul itu adalah ajaran Al-Qur'an, dan Al-Qur'an membimbing kita kepada kehidupan, yakni kehidupan yang berkualitas. Semoga kita termasuk di dalamnya," ungkap Juraidi.
(ori)