LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ulama asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (
Gus Baha), menegaskan, umat Islam harus kuat secara ekonomi dan politik. Dua sektor itu perlu dikuatkan agar umat Islam bisa menjalankan ajaran agama dengan aman dan nyaman.
Maka itu, Gus Baha menyarankan pemuda-pemuda Islam agar tidak bermalas-malasan. Umat Islam sebagai pemikul beban tanggung jawab generasi umat Islam di depan masa depan harus kuat secara ekonomi dan politik.
"Karena ada hal yang tidak bisa diselesaikan dengan kalah, harus lewat kemenangan. Ketika menang secara ekonomi, maka bisa membuat atura," ungkap Gus Baha dalam tausiahnya dikutip kanal NU Online, Sabtu (20/5/2023).
Baca juga:
Kebenaran Al-Qur'an Mutlak, Kenapa Tafsir Bisa Berbeda-Beda?Sikap tawadhu dan qanaah memang baik. Hanya saja sikap tersebut harus ditempatkan pada posisi yang tepat. Itu agar tidak merugikan umat Islam dan agama Islam khususnya.
Gus Baha mencontohkan, jika umat Islam menerima keadaan miskin dan kalah secara politik sebagai bentuk tawadhu dan qanaah tidak bisa diterapkan secara global. Itu karena ketika ada umat Islam sakit, maka butuh biaya beli obat dan rumah sakit. Tidak selesai dengan sabar saja.
"Terkadang sikap tawadhu dan miskin tidak menyelesaikan masalah. Semisal orang tua dan keluarga sakit, maka butuh biaya pengobatan. Masak bisa selesai dengan ucapan terima kasih saja," kata Gus Baha.
Tawadhu dan miskin jangan dinikmati berlebihan sehingga nyaman lalu tidak mau menjadi orang yang menang secara ekonomi dan politik. Umat Islam harus berada di posisi menang yakni kaya dan memiliki kekuasaan.
Gus Baha pun mencontohkan Indonesia. Di Indonesia orang shalat nyaman, ngaji nyaman, tidak ada yang melarang. Sebab di antara ciri ridha Allah, agama dijadikan kuat. Posisi menang punya sisi penyebab datangnya ampunan Allah, karena membuat agama Allah bisa dilaksanakan dengan baik.
"Menang itu baik, hanya saja jangan maksa dengan jadi teroris. Yang belum ditakdirkan menang secara ekonomi dan politik, jangan maksa. Tiru Wali Songo, caranya halus, tapi tepat sasaran," tutur Gus Baha.
(ori)