Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 12 Desember 2024
home masjid detail berita

Menjaga Lingkungan Hidup ala Rasulullah Bisa Dimulai dari Masjid

Muhajirin Rabu, 26 Juli 2023 - 16:00 WIB
Menjaga Lingkungan Hidup ala Rasulullah Bisa Dimulai dari Masjid
Menjaga lingkungan hidup ala Rasulullah SAW bisa dimulai dari masjid.
Wakil Rektor PTIQ Jakarta, KH Imam Addaruqutni, menjelaskan, umat muslim diminta menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna). Itu terkandung dalam Surah Al-Baqarah ayat 208.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan." (QS Al-Baqarah: 208)

Ayat tersebut dapat diimplemetasikan dalam kehidupan praktis sehari-hari. Termasuk konsep pelestarian lingkungan dengan menunjuk di antara makna dalam ayat yang diartikan sebagai kelestarian, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan. Hal itu sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.

Dr Robert Frager, seorang muallaf di California, menulis banyak buku tentang menjadi muslim paripurna dengan pendekatan sosiologi atau kehidupan orang-orang di sekitar masjid. Mulai dari masuk sampai keluar masjid.

Ada empat model yang ditawarkan untuk mewujudkan hidup lestari, terpelihara, dan terkelola dengan baik. Secara simbolik tercermin dalam empat tahapan, di antaranya:

Baca juga:Hamidiye Camii, Masjid Turki yang Terinspirasi Surat Al Baqarah Ayat 22

1. Lepas Sandal
Melepas sandal atau sepatu menjelang masuk masjid dengan prinsip state of conscience: this mine and that is yours (ini milikku dan itu milikmu). Pernyataan itu menjadi penting, karena secara intrinsik menyemai aqshad maqashid al-Syariah.

"Mulai dari tertib sosial, tertbi masyarakat, tegaknya hukum dan keadilan, serta terjaminnya kelestarian lingkungan," kata KH Imam saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, dikutip Rabu (26/7/2023).

Sejak awal saat melepas sandal, seorang muslim telah menjaga diri dari kecerobohan perbuatan. Fenomena praktik Islami pertama itu untuk memudahkan ingatan, diistilahkan dengan Islam Syari'ah atau Islam Syari'iy.

2. Saling Berbagi Ketika di Serambi Masjid
Ketika memasuki serambi masjid, sebelum masuk masjid, kebiasaan masyarakat (jamaah) duduk bersama bahkan makan-minum bersama seperti satu keluarga. Ini duhulu menjadi kebiasaan kaum mutashawwifin.

Jika Islam Syar’iy menyemangati tertib sosial dan hukum, maka poin ini untuk memudahkan. Hal tersebut disebut Islam Thariqat yang state of conscience-nya, yours is mine and mine is yours (milikmu adalah milikku dan milikku adalah milikmu) dalam koridor syari’ah.

"Semangat yang terbangun ialah semangat ukhuwah yang terasa," ucap KH Imam.

Baca juga:Hamidiye Camii, Masjid Turki yang Terinspirasi Surat Al Baqarah Ayat 22

3. Memasuki Masjid
Tahap ketika memasuki masjid, tak satupun memerlupakan izin atau tidak perlu meminta izin ke siapaun. State of Conscience tahap ketiga ini dalam hati setiap pribadi harus ada kesadaran hakiki sehingga, state of conscience nya: no mine no yours, yang berarti tidak ada milikku-tidak ada milikku, karena yang memiliki hanyalah Allah SWT.

"Ini, untuk memudahkan disebut saja sebagai: Islam Hakekat. Dengan ini maka semua bertanggung jawab atas semua dan kesadaran ini mampu melahirkan terkelolanya alam dengan baik," ujar KH Imam.

4. Pelaksanaan Shalat
Tahap ketika seseorang melaksanakan shalat dalam masjid. Berbeda dengan pertama, kedua, dan ketiga, maka state of conscience-nya adalah no you–no me, karena ketika shalat setiap diri harus mencapai fana’, suatu kesadaran yang hanya mengakui wujud Allah dan hanya Allah.

"Untuk memudahkan, Dr. Robert menyebutnya sebagai Islam Ma’rifat. Jika kesadaran ini dapat dicapai maka insya Allah ketika shalatnya bukan hanya sah akan tetapi juga khusu’ dan terima Allah subhanahu wata'ala," ujar KH Imam.

Jika kesadaran Islam Ma’rifah ini dikaitkan kehidupan lingkungan, maka akan terwujud lingkungan yang memberi kehidupan yang terus membawa barakah baik dari langit, bumi, dan di antara keduanya.

"Itu mendekatkan pemahaman maka kita setiap kali harus memuji dengan mengucap: Alhamdulillahi Rabb al-‘Alamin," ujar KH Imam.

Setelah menunaikan shalat dan ketika keluar dari masjid, setiap orang harus kembali ke tahap awal lagi yaitu ke tempat di mana sandal atau sepatunya diletakkan. Maknanya, setiap orang kembali pada Islam Syar'iy, yaitu tidak mengambil barang yang bukan miliknya.

"Dalam kesadaran pada sebuah bangsa, maka bangsa itu tidak akan ada yang korupsi. Adapun jika kesadaran itu diimplementasikan pada kehidupan sosial budaya, insyaAllah alam akan dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi lestari," ungkap KH Imam.



(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
right-1 (Desktop - langit7.id)
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 12 Desember 2024
Imsak
03:59
Shubuh
04:09
Dhuhur
11:50
Ashar
15:16
Maghrib
18:04
Isya
19:19
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan