Indonesia mendapatkan tambahan kuota jamaah haji sebanyak 20 ribu orang pada musim haji 1445 H/2024 M. Jumlah ini menjadikan kuota seluruhnya 241.000 jamaah. Sebelumnya memiliki kuota 221.000 jamaah pada 2023.
Terkait pembagian dan kriteria jamaah kuota tambahan ini dijelaskan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada rapat kerja di gedung parlemen di Jakarta, Senin (9/11/2023).
Dia menjelaskan, tambahan kuota haji reguler dibagi berdasarkan proporsi jumlah daftar tunggu Jamaah Haji antar provinsi. Kuota tambahan terbanyak rencananya akan diberikan kepada Provinsi Jawa Timur sejumlah 3.897 tambahan kuota.
Hal ini karena Jawa Timur menjadi provinsi dengan jamaah haji tunggu terbanyak sejumlah 1.107.347 orang. Di posisi kedua, Jawa Tengah dengan tambahan 3.095 kuota, dengan jamaah tunggu terbanyak kedua sejumlah 879.542 orang.
"Tambahan kuota haji Indonesia sebanyak 20.000 rencananya akan kami bagi untuk jamaah haji reguler sebanyak 18.400 setara dengan 92 persen dan kuota haji khusus sebanyak 1.600 setara dengan 8 persen," jelasnya.
Baca juga:
Indonesia Dapat Tambahan Kuota 20.000 Jemaah Haji, Menag: Harus Disiapkan Lebih BaikSehingga haji reguler yang semula hanya 203.320 akan bertambah menjadi 221.720 orang. Sementara haji khusus yang semula 17.680 akan bertambah menjadi 19.280 orang.
Kuota tambahan jamaah haji regular, menurut Menag akan diisi oleh calon jamaah haji dengan beberapa kriteria, di antaranya jamaah haji reguler nomor urut berikutnya dan berusia paling rendah 18 tahun pada 13 Mei 2024 (saat kloter pertama terbang) atau sudah menikah.
Namun menurutnya, sampai hari ini tambahan kuota tersebut belum muncul di e-Hajj. Kuota tersebut baru dapat dipastikan setelah masuk dalam e-Hajj.
"Saat ini kami terus berkoordinasi dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk memastikan dan mendorong agar tambahan kuota tersebut segera masuk ke dalam e-Hajj," jelasnya dikutip dari laman Kemenag.
Sebelumnya, Menag mengatakan bahwa tambahan kuota haji pada 2024 adalah kabar yang menggembirakan sekaligus menjadi tantangan.
Tambahan kuota ini akan berdampak pada menurunnya antrean. Namun, tambahan kuota juga menjadi tantangan karena harus disiapkan lebih baik lagi. "Ini harus disiapkan lebih baik lagi. Tidak mudah menyiapkan keberangkatan 241 ribu jamaah, kalau ada tambahan 20 ribu," sebutnya.
Untuk memaksimalkan kondisi dan stamina jamaah, Kementerian Agama akan membuat skema baru terkait syarat istitha'ah kesehatan. Nantinya, jamaah akan menjalani dua kali pemeriksaan. Tujuannya agar jamaah mengetahui kondisi dini kesehatannya dan ada waktu untuk melakukan pemulihan.
"Kita mulai awal November untuk screening kesehatan jamaah agar waktunya lebih panjang. Jika ada jamaah punya penyakit tertentu, ada waktu untuk memulihkan," paparnya.
"Cek kesehatan dilakukan dua kali. Jamaah yang kurang sehat direkomendasikan agar ada proses pemulihan. Pada pemeriksaan kedua, kalau sudah baik, berhak melunasi. Ini ikhtiar agar kasus jamaah sakit dan wafat di Saudi bisa ditekan," tandasnya.
(ori)