Ribuan Warga Mesir Tolak Rencana Trump Pindahkan Pengungsi Gaza ke Wilayahnya

LANGIT7.ID-Jakarta; Ribuan warga melakukan demonstrasi di perbatasan Rafah pada hari Jumat, menurut saksi mata yang diwawancarai media internasional. Aksi protes yang jarang diizinkan negara ini merupakan respons terhadap usulan Presiden AS Donald Trump awal pekan ini agar Mesir dan Yordania menerima pengungsi Gaza.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Rabu dengan tegas menolak gagasan bahwa Mesir akan memfasilitasi pemindahan warga Gaza. Dia menyatakan warga Mesir akan turun ke jalan untuk mengungkapkan ketidaksetujuan mereka.

Para demonstran terdengar meneriakkan "Hidup Mesir" sambil mengibarkan bendera Mesir dan Palestina. "Kami mengatakan tidak untuk pemindahan Palestina atau Gaza ke wilayah Mesir, di tanah Sinai," kata Gazy Saeed, penduduk Sinai.

Baca juga: Trump Desak Mesir dan Yordania Tampung Pengungsi Gaza, Kedua Negara Tolak Mentah-mentah

Sumber keamanan Mesir mengatakan bahwa pihak-pihak yang dekat dengan al-Sisi telah mengirim bus untuk mengangkut demonstran ke perbatasan, di mana pergerakan warga sipil biasanya dibatasi. Namun mereka menegaskan bahwa luapan protes ini mencerminkan penolakan publik, bukan hanya penolakan dari pemimpin terhadap usulan Trump.

Trump pada hari Sabtu mengatakan Mesir dan Yordania harus menerima warga Palestina dari Gaza, yang disebutnya sebagai "lokasi penghancuran" setelah 15 bulan pemboman Israel yang membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.

Pada hari Kamis, Trump dengan tegas mengulangi idenya, mengatakan "Kami melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya," merujuk pada bantuan AS yang berlimpah, termasuk bantuan militer, untuk Mesir dan Yordania.

Setiap usulan agar warga Palestina meninggalkan Gaza - wilayah yang mereka harapkan menjadi bagian dari negara merdeka - telah ditentang keras oleh kepemimpinan Palestina selama beberapa generasi. Negara-negara Arab tetangga juga berulang kali menolak sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023. Yordania sudah menjadi rumah bagi jutaan warga Palestina, sementara puluhan ribu tinggal di Mesir.