LANGIT7.ID-, Jakarta - -
No Other Land, film garapan sineas Palestina dan Israel, memenangkan
Oscar untuk kategori
film dokumenter terbaik, pada Ahad (2/3/2025) waktu setempat.
Film yang menceritakan tentang kekerasan dan penghancuran pemukiman warga
Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel ini telah memenangkan puluhan penghargaan sejak dirilis tahun lalu, termasuk di Festival Film Berlin dan New York Film Critics Circle Awards.
No Other Land yang diproduksi dari tahun 2019 hingga 2023 ini sebagian besar dibuat dari rekaman
camcoder pribadi yang direkam oleh
aktivis Palestina, Basel Adra (28).
Baca juga: 5 Film Palestina di Netflix yang Bisa Temani Akhir PekanBasel Adra mendokumentasikan penghancuran kampung halamannya oleh militer Israel, Masafer Yatta di wilayah kecil dan terjal di wilayah selatan
Tepi Barat yang diduduki.
Film ini menyoroti penghancuran rumah-rumah di desa tersebut oleh Israel, yang ingin diubah oleh militer Israel menjadi zona pelatihan militer.
Rekaman video memperlihatkan militer Israel merobohkan sebuah sekolah dan mengisi sumur air dengan semen, sehingga warga tidak dapat membangun kembali.
Basel membuat film tersebut bersama jurnalis Israel Yuval Abraham, yang ikut menyutradarainya bersama pembuat film Palestina Hamdan Ballal dan pembuat film Israel Rachel Szor.
Dalam pidatonya, Basel mengatakan film ini mencerminkan kenyataan pahit yang dialami warga Palestina selama beberapa dekade juga penolakan dunia atas seruan untuk menghentikan ketidakadilan serta
pembersihan etnis rakyat Palestina.
Baca juga: Ustadz Hilmi Firdaus Kritik Film La Tahzan Besutan Hanung Bramantyo“Sekitar dua bulan yang lalu, saya menjadi seorang ayah, dan harapan saya kepada putri saya adalah dia tidak harus menjalani kehidupan yang sama seperti yang saya jalani sekarang.” kata Basel, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (4/3/2025).
Sementara jurnalis Israel, Yuval Abraham mengungkapkan alasan keikutsertaannya dalam produksi film ini.
“Ketika saya melihat Basel, saya melihat saudara saya. Tapi kami tidak setara. Kami hidup di rezim di mana saya bebas berdasarkan hukum sipil dan Basel berada di bawah hukum militer yang menghancurkan kehidupan, yang tidak dapat dia kendalikan,” katanya.
Film ini dirilis beberapa bulan setelah serangan mematikan pimpinan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Israel di Gaza.
Setidaknya 1.100 orang tewas dalam serangan di Israel, dan sekitar 240 orang ditawan. Pada saat
gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, lebih dari 48.000 warga Palestina telah tewas dalam perang tersebut.
Diperkirakan 13.000 orang tambahan terkubur di bawah reruntuhan dan diperkirakan tewas. Kelompok hak asasi manusia menuduh Israel melakukan genosida.
Baca juga: Bangga, Film Animasi JUMBO Akan Tayang di 17 NegaraNo Other Land merupakan film pertama garapan sineas Palestina yang memenangkan piala Oscar.
Sebelumnya pada tahun 2006, film Paradise Now, yang dibuat oleh sutradara Palestina Hany Abu-Assad, dinominasikan pada Oscar untuk film berbahasa asing terbaik dengan negara asalnya adalah “wilayah Palestina”.
Kemudian di tahun 2014, film Abu-Assad, Omar, juga dinominasikan dalam kategori yang sama. Ini menandai pertama kalinya negara asal nominasi disebutkan sebagai Palestina.
Sejak itu, film-film Palestina lainnya telah dinominasikan untuk penghargaan tersebut tetapi belum pernah memenangkannya.
Tahun ini, dua film Palestina lainnya selain No Other Land masuk dalam daftar pendek namun tidak masuk nominasi.
From Ground Zero, kumpulan 22 film yang dibuat di Gaza, masuk dalam nominasi penghargaan film internasional terbaik.
Sementara film An Orange from Jaffa menyoroti bahaya yang dihadapi warga Palestina akibat pos pemeriksaan Israel. Film tersebut terpilih untuk kategori film pendek aksi langsung.
Baca juga: Film Tabayyun Sampaikan Pesan Moral Mendalam Bagi Penonton(est)