LANGIT7.ID-Jakarta; Upaya membangun ekosistem pangan halal di Jawa Tengah kini semakin konkret. LPPOM Jawa Tengah bersama Yayasan Serayu Sejahtera Sejati memperkuat fondasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pembekalan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) bagi 146 Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Purwokerto. Kegiatan yang berlangsung pada 11 Oktober 2025 di Grand Karlita Hotel ini menandai langkah awal pembentukan rantai pangan halal yang terintegrasi dari dapur ke penerima manfaat.
Berbeda dari pelatihan pada umumnya, kegiatan ini menjadi momentum bagi seluruh pengelola dapur MBG untuk memahami penerapan sertifikasi halal di lapangan. Seluruh peserta dilatih memastikan setiap menu yang dihidangkan tidak hanya memenuhi aspek gizi dan kebersihan, tetapi juga mengikuti standar kehalalan sebagaimana diatur Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Pembina Yayasan Serayu Sejahtera Sejati, R. Ucu Supriatna, menegaskan komitmen lembaganya untuk menjalankan kebijakan pemerintah secara konsisten.
“Kami berkomitmen memproduksi menu halal, mengikuti regulasi pemerintah dengan mendaftar sertifikat halal untuk menu Makan Bergizi Gratis (MBG),” ujar Ucu Supriatna, dikutip dari situs LPPOM, Kamis (16/10/2025).
Ia menambahkan, sinergi dengan LPH LPPOM Jawa Tengah menjadi bagian penting dalam mempercepat sertifikasi halal di dapur SPPG. Pendekatan ini dinilai strategis agar seluruh proses pengolahan makanan, mulai dari pemilihan bahan baku hingga penyajian, berjalan sesuai prinsip halal dan higienis.
Tak hanya berfokus pada halal, dapur SPPG juga menjalani proses penilaian Sertifikat Layaik Higiene Sanitasi serta pelatihan bagi para penjamah makanan. Langkah ini memastikan tenaga pengelola mampu menerapkan standar kebersihan dan keamanan pangan yang tinggi. Dapur SPPG sendiri menjadi penggerak utama penyediaan menu MBG di berbagai lapisan masyarakat — mulai dari posyandu, lembaga pendidikan anak usia dini hingga pondok pesantren di wilayah Jawa Tengah.
Wakil Direktur LPPOM Jawa Tengah, Muhammad Shofa M., SHI., MH, menjelaskan pentingnya penerapan Sistem Jaminan Produk Halal sebagai kunci utama keberhasilan program pangan sehat berbasis halal.
“SPPG harus menghasilkan menu halal dengan bahan yang tertelusur kehalalannya dan diproduksi di fasilitas produksi yang memenuhi kriteria,” tegas Muhammad Shofa.
Shofa juga mengingatkan pentingnya menjaga konsistensi penerapan lima pilar SJPH, yakni komitmen manajemen, bahan halal, proses produksi halal, serta sistem evaluasi melalui audit internal dan kaji ulang manajemen. Dengan menguasai kelima aspek tersebut, setiap dapur MBG dapat menjamin kehalalan setiap tahap produksinya.
Selain memberikan bimbingan, tim auditor LPPOM Jawa Tengah turut melakukan pendampingan intensif hingga tahap audit halal. Pendampingan ini menjadi bentuk tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa seluruh dapur SPPG di bawah program MBG benar-benar memenuhi kriteria halal sebagaimana diatur BPJPH.
Kolaborasi ini juga diikuti dengan peluncuran program edukatif “Halal On 30”, yaitu sesi pembelajaran daring berdurasi 30 menit yang menjelaskan prosedur sertifikasi halal secara sederhana dan cepat. Inisiatif ini dirancang untuk memperluas pemahaman para pelaku MBG agar lebih mudah menerapkan standar halal dalam operasionalnya.
Melalui sinergi antara lembaga sosial dan otoritas pemeriksa halal ini, Purwokerto kini menapaki peran baru sebagai pionir pelaksanaan MBG Halal di tingkat daerah. Upaya ini bukan hanya memperkuat kepercayaan publik terhadap keamanan pangan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk mengembangkan sistem pangan bergizi yang selaras dengan prinsip kehalalan nasional.
(lam)