LANGIT7.ID-, Uzbekistan - Saat berpidato di Sidang Umum Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (
UNESCO),
Mendikdasmen Abdul Mu'ti tidak hanya memaparkan tentang kebijakan pendidikan Indonesia, melainkan juga singgung soal nilai kemanusiaan dan nilai perdamaian yang harus dilakukan UNESCO.
Abdul Mu'ti di awal pidato dengan menggunakan
bahasa Indonesia mengatakan bahwa Sidang Umum
UNESCO ini berlangsung di tengah tantangan global seperti krisis iklim, konflik hingga kesenjangan pendidikan, sains dan digital yang semakin melebar.
"Dalam konteks ini peran dan mandat UNESCO menjadi esensial sebagai penuntun moral dan sumber pengetahuan global yang meneguhkan nilai kemanusiaan dan nilai perdamaian. Untuk tujuan ini, UNESCO harus jadi kompas peradaban dunia," ujar Abdul Mu'ti dalam 43rd Session of the General Conference yang dikutip melalui kanal YouTube UNESCO di Jakarta pada Selasa (4/11/2025).
Baca juga: Mendikdasmen Paparkan Kebijakan Pendidikan Indonesia di Sidang UnescoSejalan prinsip itu, lanjutnya, Indonesia memandang perlu adanya perlindungan dan dukungan tanpa syarat bagi hak-hak fundamental di zona konflik khususnya di Gaza, dimana hampir seluruh elemen peradaban dihancurkan dengan sengaja dan terancam hilang.
"Kami mendesak komunitas global untuk memastikan keselamatan pelajar, pendidik, jurnalis dan relawan kemanusiaan serta pemulihan total fasilitas pendidikan dan cagar budaya yang rusak. Ini adalah pertaruhan martabat kemanusiaan yang harus kita menangkan," tegas Menteri Mu'ti.
Lebih lanjut Mu'ti mengatakan bahwa Indonesia percaya solusi tantangan global bukan semata-mata terletak pada kekuasaan atau ekonomi tetapi pada manusia yang tercerahkan melalui pendidikan, sains, kebudayaan serta komunikasi dan informasi yang membebaskan.
Baca juga: Momen Bersejarah, Pertama Kali Mendikdasmen Pidato dalam Bahasa Indonesia di Sidang UnescoPemerintah Indonesia, tambahnya, berkomitmen mendukung penuh mandat UNESCO di bidang komunikasi dan informasi.
"Kami berkomitmen memperkuat perlindungan keselamatan jurnalis, serta memperluas literasi media dan informasi khususnya untuk kaum muda dan pelajar dengan mengintegrasikan program digital di sekolah-sekolah," ungkapnya.
(lsi)