LANGIT7.ID, Jakarta - Agama Islam mengajarkan prinsip wasatiah yang didakwahkan Nabi Muhammad SAW. Sejak awal prinsip wasatiah merupakan karakter dan ruh dari keseluruhan dienul Islam.
Wasatiah bermakna sesuatu yang berada di tengah-tengah, prinsip ini harus jadi bingkai dan kerangka dari praktek amaliah orang Islam. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Asmawi menyampaikan, ada 10 ciri wasatiah yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan umat Islam.
1. Tawasut (mengambil sikap tengah) Yakni pengamalan yang tidak ada unsur
ifrad (berlebih-lebihan) dalam hal agama atau melampaui batas dan
tafrid, yakni mengurang-ngurangi dalam ajaran agama. Dengan demikian tidak berada pada kutub ekstrim, baik ekstrim kiri maupun ekstrim kanan. Nabi SAW besabda:
وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ
Artinya:"Jauhilah sikap berlebih-lebihan dalam beragama, karena berlebih-lebihan dalam beragama telah membinasakan umat-umat terdahulu sebelum kamu" (HR. An-Nasa'i).
2. Tawazun (seimbang) Yakni pemahaman dan pengamalam agama secara berimbang meliputi semua kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Namun tetap tegas dalam membedakan prinsip antara tafarruq (perpecahan) dan ikhtilaf (perbedaan). Umat Islam hendaknya dapat membedakan mana penyimpangan dan mana perbedaan pendapat.
3. I'tidal (lurus dan tegas) Yakni meletakkan sesuatu pada tempatnya serta melaksanakan hak serta memenuhi kewajiban secara proporsional.
4. Tasammuh (toleransi) Yakni mengakui dan menghormati perbedaan,baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya. Suatu ketika Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat, "Wahai Rasul, sikap keberagamaan apa yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau menjawab: "Sikap lurus dan toleran", (HR. Thabrani). Dengan kata lain, sikap pertengahan, sikap tidak mengurang-ngurangi dan tidak melebih-lebihkan.
5. Musawwamah (egaliter) Yakni tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain lantaran perbedaan keyakinan, tradisi, asal-usul dan identitas-identitas lainnya. Nabi SAW bersabda: "Maka tidak ada keistimewaan bagi orang Arab terhadap non Arab, tidak ada keistimewaan bagi non Arab terhadap orang Arab, tidak ada keistimewaan bagi orang yang berkulit hitam kepada yang berkulit putih, tidak ada keistimewaan bagi orang berkulit putih terhadap orang berkulit hitam, kecuali atas dasar takwa." (HR. Ahmad).
Takwa menjadi ukuran kemuliaan seseorang.
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗ
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling takwa." (QS. Al-Hujurat: 13).
6. Syura (musyawarah) Yakni setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip meletakkan kemaslahatan di atas segalanya. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۚ
"Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka diselesaikan dengan jalan musyawarah dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka." (QS. Asy-Syura: 38).
7. Islah (reformasi)Yakni berprinsip reformatif, melakukan perbaikan dan penyempurnaan, untuk mencapai keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan kemajuan zaman dengan berpijak pada kemaslahatan umum. Dengan tetap berpegang pada prinsip "
al muhafadzhah alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah wal islah ila ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah." "Melestarikan nilai-nilai lama yang baik, bersikap terbuka terhadap nilai-nilai baru yang terbukti lebih baik serta berupaya melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik.
8. Aulawiyat (mendahulukan yang prioritas)Yakni kemampuan mengidentifikasi hal ihwal yang lebih penting yang harus diutamakan untuk diimplementasikan, dibanding dengan kepentingan lainnya yang lebih ringan.
9. Tathawwur wa Ibtikar (dinamis dan inovatif)Yakni selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.
10. Ta'dib (Berkeadaban)Yakni menjunjung tinggi akhlakul karimah, karakter dan integritas dalam kehidupan kemanusiaan dan membangun peradaban. Itulah yang menjadi ciri-ciri wastiah yang disampaikan Dr Asmawi dalam salah satu ceramahnya.
(zhd)