Fenomena minimnya konglomerat Muslim di Indonesia membuka diskusi menarik tentang ekonomi dan agama. Faktor ajaran Islam, kurangnya jaringan global, dan kroni kapitalisme menjadi sorotan. Meski dominan secara populasi, Muslim Indonesia menghadapi tantangan dalam akumulasi kekayaan besar. Ini memicu pertanyaan tentang kesetaraan ekonomi dan peran agama dalam bisnis.
Kisah sukses Aliko Dangote, Shahid Khan, dan Azim Premji membuktikan bahwa pengusaha Muslim mampu bersaing di kancah global. Mereka membangun imperium bisnis miliaran dolar di berbagai sektor, dari semen hingga teknologi. Keberhasilan mereka menjadi inspirasi bahwa dengan visi, inovasi, dan kerja keras, siapa pun bisa meraih kesuksesan tanpa batasan agama atau negara.
Kisah pasangan keluarga muda Fathan Qaedi dan Rizqina Fadila Rosyani benar benar inspiratif. Fathan yang masih berusia 26 tahun dan istrinya, Fadila yang masih berusia 23 tahun, menorehkan prestasi yang mengagumkan. Bagaimana tidak! Di usianya yang masih muda, pasangan ini mendirikan sebuah Klinik Utama Taksim Medika berstandar syariah, di Jalan KH R.Makmun Nawawi, Cibarusah, Bekasi.
Ketua KPMI Rachmat Marpaung mengatakan, Muslim LifeFair menjadi wahana pemasaran yang efektif, terutama untuk produk-produk fashion dan kuliner. Karena biasanya permintaan untuk kebutuhan produk tersebut meningkat.
Syekh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi merupakan salah satu pengusaha dan miliarder asal Arab Saudi yang menguras banyak sekali hartanya untuk beramal.
Jusuf Hamka terkenal sebagai bos jalan tol yang juga seorang miliuner. Pria yang mengelola proyek mencapai Rp25 triliun itu ternyata memilih hidup sederhana.
Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi Soeprapto menyebut berbisnis jasa logistik dan pengiriman sangat bergantung kepada Sang Pencipta. Itu tertuang dalam bentuk kepedulian kepada sesama. Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) menyambut visi JNE dengan ajakan kolaborasi wakaf.
Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) menargetkan setiap pesantren mempunyai supermarket murah untuk melatih santri mengembangkan sisi kewirausahaan. Itu untuk melanjutkan misi Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan pengusaha bersama Nahdlatul Ulama.
Pada 2017 lalu, Kebab Baba Rafi sudah berada di ujung tanduk kebangkrutan. Namun kini, pengelola waralaba Kebab Turki Baba Rafi itu menggelar penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Pengusaha muslim Rusia siap bekerjasama dengan Komisi Ekonomi MUI dan Induk Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren) untuk mengembangkan ekonomi syariah.
Kasus minyak goreng langka berdampak pada kesulitan masyarakat mendapatkan komoditas tersebut. Hal ini diduga karena ada oknum yang menimbun kebutuhan itu.