Khazanah Islam di Nusantara
Rimpu Suku Mbojo, Pakaian Adat Syar'i Muslimah Nusantara
Muhajirin
Kamis, 20 Januari 2022 - 13:41 WIB
Rimpu Bima (foto: kebudayaan.kemendikbud.go.id)
Rimpu merupakan ciri khas cara berpakaian masyarakat Bima. Rimpu merupakan rangkaian pakaian yang menggunakan dua lembar (dua ndo`o) sarung. Kedua sarung tersebut untuk bagian bawah dan bagian atas.
Bagi kaum wanita di Bima, rimpu dibedakan sesuai status. Yang masih gadis memakai rimpu mpida, yakni kain sarung menutupi seluruh anggota badan dan hanya mata yang dibiarkan terbuka.
Ini sama saja dengan penggunaan cadar pada muslimah. Caranya, sarung yang ada dililit mengikuti arah kepala dan muka kemudian menyisakan ruang terbuka pada bagian mata.
Wanita bersuami memakai rimpu colo, yakni bagian muka semua terbuka. Caranya pun hampir sama. Untuk bawahannya, sarung cukup dililitkan pada bagian perut dan membentuk rok.
Wanita Bima enggan keluar rumah jika tidak mengenakan Rimpu. Ini tidak saja budaya tapi implementasi dari syariat islam.
Di saat yang sama, kaum lelaki memakai katente (menggulungkan sarung di pinggang). Sarung yang dipakai dikenal sebagai tembe nggoli (sarung songket). Kafa mpida (benang kapas) dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang disebut muna.
Sementara sarung songket memiliki beberapa motif yang indah. Motif-motif sarung songket tersebut meliputi nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (bersudut empatmirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh), kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), sarung nggoli (yang bahan bakunya memakai benang rayon).
Bagi kaum wanita di Bima, rimpu dibedakan sesuai status. Yang masih gadis memakai rimpu mpida, yakni kain sarung menutupi seluruh anggota badan dan hanya mata yang dibiarkan terbuka.
Ini sama saja dengan penggunaan cadar pada muslimah. Caranya, sarung yang ada dililit mengikuti arah kepala dan muka kemudian menyisakan ruang terbuka pada bagian mata.
Wanita bersuami memakai rimpu colo, yakni bagian muka semua terbuka. Caranya pun hampir sama. Untuk bawahannya, sarung cukup dililitkan pada bagian perut dan membentuk rok.
Wanita Bima enggan keluar rumah jika tidak mengenakan Rimpu. Ini tidak saja budaya tapi implementasi dari syariat islam.
Di saat yang sama, kaum lelaki memakai katente (menggulungkan sarung di pinggang). Sarung yang dipakai dikenal sebagai tembe nggoli (sarung songket). Kafa mpida (benang kapas) dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang disebut muna.
Sementara sarung songket memiliki beberapa motif yang indah. Motif-motif sarung songket tersebut meliputi nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (bersudut empatmirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh), kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), sarung nggoli (yang bahan bakunya memakai benang rayon).