LANGIT7.ID, Labuan Bajo - Kehadiran Waterfront City Labuan Bajo diharapkan mampu menjadi destinsi wisata yang dapat memberikan
full experience melalui bagian pilihan wisata alam, budaya, dan aktivitas lainnya.
Direktur Badan Otoritas Labuan Bajo dan Flores BOLBF, Shana Fatina menjelaskan pembangunan Waterfront City Labuan Bajo telah rampung dan akan diresmikan pada Juni 2022 mendatang, Waterfront City dilengkapi sarana dan prasarana pendukung seperti pembangunan Tourist Informatio Center (TIC), dan terdiri dri lima zona.
“Pembangunan dirampungkan Badan Otoritas Labuan Bajo dan Flores (BOLBF) bersama beberapa lembaga serta stakeholder terkait, ujar Shana dalam keterangan pers yang dikutip Langit7. Selasa, (1/3/2022).
Baca juga: Kemenparekraf Sediakan Hunian Alternatif Bagi Wisatawan di Event MotoGP 2022Menurut Shana sebagai salah satu simbol kesiapan BPOLBF bagi pariwisata yang lebih baik di Nusa Tenggara Timur, Waterfront City kini menjadi destinasi super prioritas.
Waterfront City ini terbagi menjadi 5 zona, yakni Zona 1 (promenade Bukit Pramuka), Zona 2 (promenade Kampung Air), Zona 3 (plaza dan ruang Publik), Zona 4 (promenade bagian dari plaza hotel), dan Zona 5 (promenade struktur kantilever).
“Zona 1 dan Zona 2 dikelola oleh pemerintah kabupaten, Zona 3 dikelola oleh Kementerian Perhubungan, Zona 4 milik BUMN dan Zona 5 dikelola juga oleh pemerntah kabupaten,” ujarnya.
Pembangunan Waterfront City telah selesai pada Selasa, 8 Febuari 2022 lalu, serta sarana TIC dibangun dan dikelola untuk membantu pengunjung yang datang dalam pencarian informasi seputar pariwisata di Labuan Bajo.
“TIC akan menjadi pusat informasi atau sistem pelayanan publik untuk para wisatawan ke Labuan Bajo dan sekitarnya,” ungkapnya.
Shana mengaku pihaknya telah menyiapkan program bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif lokal untuk bisa berkegiatan di sana, seperti di F&B, pop up mart, hingga loket e-ticketing dan help desk pariwisata.
Baca juga: Sandiaga Uno Akan Kembangkan Desa Wisata Berbasis Komunitas“Pembangunan Waterfront City Labuan Bajo sangat mengutamakan keterlibatan penduduk sekitar,” ujar Shana.
Menurutnya, pelibatan penduduk tersebut di mulai sejak mendesain Zona 2 dan 3 yang dibangun di Kampung Air, BPOLBF berdiskusi dengan masyarakat setempat agar pembangunan ini sesuai dengan ekspektasi mereka.
“Kampung Air juga akan menjadi wilayah heritage dan beberapa rumah di sana akan direnovasi menjadi
homestay, kios dan kafe yang akan dibina langsung melalui program BPOLBF,” katanya.
Shana mengatakan, melalui pembangunan Waterfront City diharapkan masyarakat lokal juga merasa memiliki Waterfront City ini, sehingga pihaknya memberikan kebebasan kepada masyarakat, dan komunitas lokal untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya.
“Jadi, kami berikan kebebasan kepada masyarakat dan komunitas lokal untuk memanfaatkan fasilitas dan memelihara Waterfront City selayaknya milik mereka sendiri,” ujar Shana.
Sementara itu, Labuan Bajo juga menjadi lokasi side event G20 yang akan diselenggarakan pada Oktober nanti. Dengan demikian, Shana menuturkan Waterfront City Labuan Bajo secara khusus akan menjadi salah satu lokasi untuk menggelar
side event G20.
Baca juga: Menparekraf Targetkan 3.000 Desa Wisata Ikut ADWI 2022“Kami juga mempersiapkan Waterfront City agar bisa digunakan untuk event entertaintment dan MICE. Beberapa
side event tidak resmi yang diselenggarakan oleh komunitas lokal juga akan diadakan selama G20 nanti. Seluruh perjalanan wisata bahari juga akan kami arahkan melalui Waterfront City Labuan Bajo,” ungkap Shana.
Terlebih dengan adanya Waterfront City Labuan Bajo yang tidak hanya memikat wisatawan luar, tapi juga sebagai ruang bebas bagi masyarakat sekitar. Waterfront City Labuan Bajo bisa menjadi magnet dan menghidupkan UMKM lokal yang mulai bangkit kembali.
“Tugas BPOLBF selanjutnya adalah mempromosikan Labuan Bajo, secara khusus Waterfront City Labuan Bajo, dengan baik untuk menyambut geliat pariwisata yang lebih besar lagi,” tutup Shana.
(sof)