LANGIT7.ID, Jakarta - Berbagai problematika tengah dihadapi oleh umat Islam. Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPPIJ), KH Muhammad Subki), menilai, persoalan utama umat Islam di Indonesia adalah masalah ekonomi.
“Sebetulnya problematika umat Islam itu sudah kebaca. Yang paling besar dan paling bermasalah itu sisi ekonomi. Ekonomi umat. Kalau soal akidah, aman,” kata KH Subki saat berbincang-bincang dengan LANGIT7.ID di Jakarta Islamic Centre (JIC), Jakarta Utara, Kamis (21/7/2022).
Ekonomi memiliki pengaruh kuat terhadap umat Islam. Dia menyebut, akidah seseorang bisa terganggu bahkan goyah hanya karena faktor ekonomi. Maka itu, ekonomi umat perlu mendapatkah perhatian serius.
Baca Juga: Jakarta Islamic Centre, Dakwah Mengakar dan Mendunia dari Eks Lokalisasi
“Rasulullah SAW pernah bilang, jangan-jangan kefakiran itu menjadikan orang kafir. Maka, sebetulnya yang paling harus mendapatkan perhatian adalah ekonomi umat. Bagaimana kita mencari bibit perbaikan dan solusi dari sektor ekonomi,” jelas KH Subki.
Menurut dia, perkembangan ekonomi umat harus jadi fokus umat Islam saat ini. Jika ekonomi umat dijerat oleh kepentingan tidak jelas, kata dia, umat Islam akan dimiskinkan terus. Sementara, orang miskin gampang dipengaruhi.
“Kenapa di negara-negara lain lebih tenang, karena mereka sejahtera. Kalau di Indonesia ini kesejahteraanya belum tercapai, kecemburuan, kesenjangan, kriminalitas itu akan muncul seiring dengan tidak adanya kesejahteraan,” tuturnya.
Dia mencontohkan perkara remeh di tengah masyarakat, seperti kehilangan sandal di masjid. Latar Belakang kehilangan tersebut bukan karena faktor akidah, tapi ekonomi. Faktor ekonomi bisa mempengaruhi jiwa seseorang.
“Saya pikir, sudah waktunya para pengusaha muslim itu bertindak, faktual, bagaimana ada misi yang besar menghadirkan sistem perekonomian umat, paling tidak mengimbangi, kalau tidak bisa menggantikan para pengusaha non muslim yang sedang berjaya,” ujar KH Subki.
KH Subki mengatakan, JIC pun telah mengimplementasikan upaya-upaya penguatan ekonomi umat. Ada beberapa program-program usaha yang tengah dijalankan. Di sisi lain, JIC juga selalu melibatkan UMKM saat ada event-event besar.
“Terus terang di JIC juga ada program-program usaha. Semacam UKM, mulai dari pembinaan, pelatihan. Walapun tentu tupoksi kami tidak mayoritas di situ, tapi kita tidak melupakan sisi ekonomi,” ungkapnya.
Baca Juga: Perjalanan Dakwah KH Muhammad Subki, Dari Ustadz Kampung Jadi Kepala JIC
Tak mengherankan jika ada acara besar, pelaku UMKM selalu berdatangan ke masjid tersebut. Itu menjadi salah satu upaya JIC mengembangkan ekonomi umat, terkhusus umat Islam yang tinggal di Jakarta.
“Makanya, kalau ada kegiatan kami selalu mengundang pelaku UKM, supaya bisa berkegiatan. Kita juga ramai dengan kunjungan orang, secara belanja juga mereka siap menjual dan mereka juga ada yang membeli,” pungkas KH Subki.
(jqf)