LANGIT7.ID, Jakarta -
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menangkap pengelihatan adanya komet melintasi Bumi.
Fenomena alam ini cukup langka terjadi, bahkan berpuluh-puluh tahun sekali.
Komet merupakan anggota tata surya yang turut mengitari Matahari, seperti halnya Bumi. Dalam perjalanannya, komet melintasi area luar tata surya (outer solar system) ke area dalam Tata Surya (
inner solar system), baru melintasi Bumi.
Baca Juga: Fenomena Bediding, Tanda Masuk Musim KemarauPeneliti BRIN, Abdul Rachman mengatakan komet yang melintas kali ini adalah Komet C/2017 K2 (PanSTARRS) atau K2. Komet ini diduga berasal dari suatu lokasi di bagian luar Tata Surya yang dinamakan Awan Oort.
"Komet ini melintas terdekat dengan Bumi pada jarak sekitar 2 kali jarak Bumi ke Matahari. Saat ini K2 sedang menuju jarak terdekatnya ke Matahari yang diperkirakan terjadi pada Desember tahun ini," kata Abdul dalam keterangan resminya, Selasa (26/7/2022).
Karena termasuk dalam golongan komet non-periodik, lanjut Abdul, K2 tidak rutin melintas di dekat Bumi, seperti halnya komet-komet periodik. "Sehingga tidak diketahui kapan ia akan melintas di dekat Bumi lagi," tambahnya.
Sebagai informasi, inisial C dari komet tersebut bertipe non-periodik. Adapun angka 2017 menunjukkan tahun ditemukannya, dan kombinasi huruf dan angka K2 menunjukkan urutan ditemukannya pada tahun 2017.
K2 melintasi pada jarak lebih dari 270 juta km sehingga tidak berdampak apa-apa ke Bumi. Karena melintasnya cukup jauh dari Bumi yakni sekitar 2 kali jarak Matahari-Bumi maka tidak ada efek negatif yang ditimbulkan.
Baca Juga: NASA Teliti Debu Luar Angkasa yang Pengaruhi Iklim BumiPenampakan komet K2 saat melintas dengan jarak paling dekat dengan Bumi, menampilkan ekor debu dan ekor gas. Semakin dekat ke Matahari, ekor gas akan terlihat semakin jelas.
"Saat melintas dekat Bumi, K2 hanya bisa dilihat jika memakai
teleskop apalagi karena saat itu bertepatan dengan Bulan Purnama. Akan tetapi seiring makin dekatnya komet tersebut dengan Matahari, maka ia akan bisa dilihat dengan binokular," ujarnya.
Artinya, komet K2 semakin dapat disaksikan jelas dari Bumi dalam perjalanannya menuju titik terdekatnya dengan Matahari. "Seluruh daerah di permukaan bumi berkesempatan untuk melihat komet itu pada malam hari yang cerah," ucap Abdul.
Abdul menuturkan, pengamatan K2 dilakukan di Kantor Operasional dan Pusat Sains di Desa Oelnasi selama beberapa hari sejak 13 Juli 2022. Setiap hari pengamatan itu, dilakukan akuisisi hingga beberapa jam.
Data yang terkumpul dianalisis untuk keperluan riset dan astrofotografi. "Untuk pengamatan digunakan teleskop yang memakai cermin berukuran 25 cm dan detektor CCD yang dilengkapi dengan beberapa buah filter warna," tuturnya.
Baca Juga:
Mengenal Fenomena Aphelion dan Hoaks Cuaca Bakal Lebih Dingin
Asyiknya Melihat Benda Langit Menggunakan Teleskop di Planetarium(asf)