LANGIT7.ID - , Jakarta - Krisis
lagu anak melanda Indonesia lebih dari satu dekade. Kondisi ini memaksa anak lebih sering mendengar dan menyanyikan
lagu milik orang dewasa.Padahal, ada sejumlah dampak yang dapat terjadi terkait penggunaan lagu sesuai usia. CEO Rumah Konseling
Muhammad Iqbal menyebut cara berpikir menjadi salah satu dampak dari situasi itu.
Terkait hal ini, Iqbal mendorong para
musisi atau pencipta lagu untuk memberikan nuansa baru dengan konten yang bersifat mendidik. Sebab, dari perubahan cara berpikir ini bisa berujung pada
pembentukan sebuah karakter.
Baca juga: Farel Prayoga Nyanyi Lagu Dewasa, Lagu Anak Dinilai Alami Kekosongan Karya"Karena pikiran bisa berubah menjadi perilaku dan kebiasaan mengubah menjadi sebuah karakter. Maka itu, penggunaan lagu-lagu yang tidak sesuai dengan usianya bisa mempengaruhi cara berpikirnya dan cara pandang. Kalau itu sifatnya modifikasi lagu dan dia tidak mengerti maksudnya, itu masih bisa dipahami," kata Iqbal kepada Langit7, Kamis (1/9/2022).
Dia lalu memberikan contoh bagaimana lagu cinta yang dinyanyikan atau didengarkan anak-anak dapat memengaruhi pikiran mereka.
"Misal, kalau orang dari kecil sudah mendengar lagu cinta-cinta dan dia menyanyikannya, lalu dia membayangkannya, akhirnya suatu saat dia bisa melakukannya. Jadi sama seperti orang sedih, kalau dia mendengar lagu sedih dia akan lama sedihnya, begitu juga tentang lagu percintaan," ucapnya.
Lebih lanjut, Dosen
Universitas Paramadina itu mengatakan hal ini menjadi tantangan bagi para
seniman dan orang tua agar memunculkan kembali karya-karya kreatifitas untuk anak-anak.
Baca juga: Semua Pemain Miracle in Cell No 7 Sumbang Suara di Lagu Balon Udara"Jadi ini penting menjadi salah satu perhatian bagi orang tua, bahwa kebiasaan itu sangat mempengaruhi karakter seseorang," pungkas Iqbal.
(est)