LANGIT7.ID, Jakarta - Masalah sampah luar angkasa disebut menjadi ancaman di masa kini. Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) hal tersebut karena meningkatnya jumlah satelit di Orbit Rendah Bumi (LEO).
Kegiatan ekonomi yang dibangun melalui kecanggihan teknologi oleh perusahaan, seperti SpaceX, Amazon, Boeing, Northrup Grumman, Thales, Lockheed Martin, Airbus, dan masih banyak lagi meningkatkan sampah antariksa.
Menurut NASA, sampah luar angkasa sebagian besar terdiri dari puing-puing misi dan fragmentasi, pesawat ruang angkasa yang tidak berfungsi, serta roket yang ditinggalkan.
"Semuanya merupakan dibuat oleh manusia. Puing-puing orbit adalah salah satu tantangan besar di era kita," ujar Bhavya Lal, Administrator Asosiasi untuk Kantor Teknologi, Kebijakan, dan Strategi Markas NASA, mengutip dari ZDnet, Jumat (16/9/2022).
Baca Juga: Anti Gaptek, Ini Deretan Teknologi Pernah Dipakai Ratu Elizabeth IINASA melakukan penelitian yang bertujuan untuk memahami dinamika lingkungan orbit dan mengeksplorasi kebijakan untuk membatasi terciptanya puing-puing serta sampah luar angkasa yang akan berdampak pada bumi.
"Mempertahankan kemampuan kita untuk menggunakan ruang sangat penting bagi ekonomi kita, keamanan nasional kita, dan perusahaan sains dan teknologi bangsa kita," kata Lal.
"Penelitian ini akan mendanai penelitian untuk membantu kita memahami dinamika lingkungan orbit dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengembangkan kebijakan untuk membatasi puing-puing. menciptakan dan mengurangi dampak puing-puing yang ada," imbuhnya.
Komisi Komunikasi Federal (FCC) juga sudah mengusulkan aturan baru untuk membatasi jumlah operator satelit LEO. Proposal aturan tersebut sedang diajukan ke pemungutan suara oleh ketua FCC.
Baca Juga: Ustaz Jeje: Baik Buruknya Islam Tergantung Konsistensi Penegakan Hukum(zhd)