LANGIT7.ID - , Jakarta - Dr. Farouk El-Baz adalah
ilmuwan Muslim asal Mesir yang terlibat dalam program
NASA, Apollo. Dia juga pernah menjabat sebagai penasihat ilmu pengetahuan untuk Presiden Mesir saat itu,
Anwar Sadat.
Dalam wawancaranya dengan Muslim Science, El Baz menceritakan keterlibatan dan kontribusi dirinya dalam program NASA
Apollo.
El Baz merupakan ilmuwan Mesir yang lahir di Kota Nile Delta di tahun 1938. Dia mengambil jurusan kimia dan geografi saat berkuliah di Universitas Ain Shams, Kairo.
Baca juga: Rana Dajani, Ilmuwan Muslimah Paling Berpengaruh di Dunia"Setelah menyelesaikan perkuliahan saya, saya memutuskan untuk pindah ke negara Paman Sam, untuk mengambil master serta PhD di bidang geologi, dan menyelesaikannya di Universitas Missouri," kisah El Baz yang melakukan penelitian di Universitas MIT di tahun 1962-1963, dikutip Jumat (11/11/2022).
Usai menyelesaikan pendidikannya tersebut, El Baz berniat untuk kembali ke
Mesir dan mendirikan sekolah ekonomi geologi. Saat itu dirinya diminta mengajar kimia di salah satu perguruan tinggi di Suez.
"Namun setelah saya kembali kesana (Mesir) saya pun merasa frustasi, karena tidak bisa mewujudkan ambisi saya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1967," cerita El Baz yang dikenal sebagai bapak penemu ilmu remote sensing ini.
Di AS, El Baz kemudian bekerja untuk NASA di program Apollo. Dia diberi tanggung jawab mengawasi Divisi AT&T.
Dalam projek itu, El-Baz dipilih menjadi sekretaris komite yang bertanggung jawab atas pemilihan lokasi pendaratan pesawat.
"Enam tahun berikutnya, saya menjadi sekretaris komite, yang bertanggung jawab atas pemilihan lokasi pendaratan untuk misi pendaratan bulan Apollo. Tugas awal kami adalah mengidentifikasi lokasi pendaratan berdasarkan sejumlah karakteristik dan yang paling terpenting adalah keselamatan. Namun kita juga harus menemukan “sesuatu” disekatar pendaratan yang dapat dijadikan sampel yang berguna," kata El Baz.
Baca juga: Sahin dan Türeci, Ilmuwan Muslim Penemu Vaksin Covid-19El Baz juga menjadi ketua pelatihan astronot yanng melakukan pengamatan serta fotografi visual terhadap bulan.
Saat ditanya, apakah dirinya percaya telah memberikan kontribusi ilmiah dalam program tersebut, El menjawab,
"Salah satu aspek kontribusi kami adalah untuk memastikan keamanan dalam kendaraan yang digunakan dalam projek Apollo. Kami menggunakan satelit ber-resolusi tinggi untuk membantu pesawat dalam mengidentifikasi yang aman, ketika pesawat tersebut ingin melakukan pendaratan, dan hal penting lainnya," lanjut El Baz.
"Kami tidak ada hanya membekali mereka (para astronot) dengan bahasa ilmiah dan alat-alat pengamatan yang akan membantu mereka selama misi berlangsung. Namun, kami juga mengajarkan untuk menjadi peserta yang cerdas dalam melakukan pengumpulan data," imbuhnya.
Sebagai seorang ilmuwan, El Baz banyak menelurkan karya-karya ilmiah yang berguna bagi para astronot Apollo. Dalam lingkungan komunitas Apollo, El Baz mendapat julukan "Raja", sebagai penghormatan pada Raja Mesir Faoruk yang memerintah selama Perang Dunia II.
Kontribusi El Baz dalam projek Apollo 11 telah diakui dengan beragam cara. Bahkan, untuk menghormati El Baz, produser eksekutif Star Trek menamai roket atau pesawat dalam film itu dengan nama diri pria yang lahir di wilayah Delta Sunga Nil, Mesir itu.
Baca juga: Al-Idrisi, Ilmuwan Muslim Pelopor Geografi ModernIni hanyalah awal dari kontribusi El-Baz untuk sains. Setelah program Apollo 17 tahun 1972, ia memutuskan untuk memusatkan perhatiannya pada ilmu remote sensing.
Ilmu tersebut digunakan oleh El-Baz untuk mempelajari gurun pasir, dan hal tersebut sangat berguna bagi negara asalnya. Hingga akhirnya di tahun 1978, El Baz diangkat menjadi penasihat Presiden Anwar Sadat.
Setelah mempelajari hal itu (gurun pasir) ia pun memetakan secara rinci gurun Mesir dan mempelajari ekologinya. Kemudian, setelah pemetaan itu, El-Baz menyatakan perlunya infrastruktur pembangunan yang baik untuk mendiami wilayah barat sungai Nil dan Delta-nya sebagai kebutuhan ekenomi bagi negara Mesir.
Dia mengusulkan gagasan itu pada awal 1980-an dan sejak itu ia pun berjuang untuk mewujudkannya.
(est)