LANGIT7.ID - , Jakarta -  
Universitas Stanford, Amerika Serikat, membuka kelas kuliah pertama tentang 
Islamofobia. 
Menurut Dekan dan Direktur Pusat Sumber Daya Markaz, Abiya Ahmed, "CSRE 30: Menginterogasi Islamofobia" adalah mata kuliah baru yang diajarkan pada musim gugur ini. 
Menurut Ahmed, 
mata kuliah ini bertujuan untuk memperluas pemahaman mahasiswa akan bagaimana Islamofobia terjadi.
Baca juga: Prof Dede Nilai Islamofobia di Indonesia Berawal dari Kejahatan Verbal“Saya dapat memberikan statistik kepada Anda dan mengatakan 'tahun lalu sejumlah X tindakan Islamofobia atau kejahatan rasial atau apa pun yang terjadi,' tetapi bagian dari apa yang kami coba lakukan dalam kursus ini adalah mencoba memperluas cara kami memahami Islamofobia,” kata Ahmed, dilansir dari laman Stanford University, Rabu (30/11/2022). 
Setiap minggu, perkuliahan akan membahas topik yang berbeda, dari Islamofobia sebagai fobia hingga manifestasi Islamofobia di sisi kiri dan kanan spektrum politik.
Salah satu pengajar mata kuliah tersebut, Yusuf Zahurullah, mengatakan, kelas tersebut bertujuan untuk mendalami Islamofobia dengan mengeksplorasinya melalui berbagai sudut. 
“Kami mencoba untuk memahami apa saja cara berbeda di mana Anda dapat berpikir tentang Islamofobia dan bagaimana Islamofobia benar-benar terwujud, apakah itu eksplisit, seperti kejahatan rasial dan pelecehan verbal, atau hal-hal yang lebih sistemik seperti larangan Muslim yang coba disahkan oleh Trump,” terang Zahurullah.
Zahurullah mengatakan dia berharap kelas tersebut dapat memicu dialog tentang sejarah insiden Islamofobia di kampus Stanford, seperti pembicara tamu yang diundang ke kampus yang dikenal kuat akan Islamofobia.
Baca juga: Arsitek Arab Saudi Rancang Masjid Transparan untuk Lawan Islamofobia“Ada kelompok politik tertentu di kampus, yaitu Stanford College Republicans, yang di tahun-tahun sebelumnya membawa pembicara yang sangat Islamofobia,” kata Zahurullah. “Ini sangat mirip dengan hal-hal institusional di mana, mengapa sekolah membiarkan ini terjadi?”
Stanford College Republicans tidak menanggapi permintaan komentar.
Bagi Mehak Parwani, Menginterogasi Islamofobia adalah kelas CSRE pertamanya di Stanford. Dia ingin mengambil mata kuliah itu untuk menjadi sekutu yang lebih baik dengan mendengar dari orang-orang yang terkena dampak Islamofobia dan memahami posisinya sebagai non-Muslim dalam mengatasi masalah tersebut.
“Bagian favorit saya di kelas pasti mendengar anekdot dari siswa yang ada di kelas saya,” kata Parwani.
Dia menambahkan bahwa kursus ini dirancang baik untuk siswa Muslim maupun non-Muslim.
“Beberapa dari kami adalah Muslim, beberapa dari kami tidak, jadi orang dapat membawa laporan langsung tentang sesuatu yang memengaruhi mereka, atau seseorang dapat mengemukakan masalah yang telah mereka pertimbangkan dari luar,” katanya.
Ahmed berharap siswa yang telah menyelesaikan kelas ini memahami konsep dan praktik Islamofobia.
Baca juga: Selain AS dan UK, India Dominasi Konten Islamofobia di Twitter“Ini adalah fenomena yang kompleks di AS baik, baik secara konseptual maupun dalam praktiknya sebagai makhluk hidup. Mengakui itu akan membantu kita melawannya dengan lebih baik.” tegas Ahmed.
(est)