LANGIT7.ID - , Jakarta - Indonesia melarang perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (
LGBT) karena menyimpang dan bertentangan dengan agama.
Dalam pandangan Al Quran,
fitrah manusia, yang dianugerahkan Allah SWT, yaitu melestarikan keturunan dengan segala martabat. Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 1:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ ….
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak….”
Baca juga: Mengapa Negara Barat Ngotot Promosikan LGBT di Piala Dunia Qatar?Sementara dari sisi kesehatan, perilaku LGBT memiliki dampak bagi mental maupun fisik. Secara fisik, perilaku LGBT menyebabkan penyakit menular seperti HIV.
Sedangkan secara mental, LGBT merupakan masalah kejiwaan yang berpotensi menyebabkan gangguan jiwa.
Chief Learning Officer dan Direktur Eksekutif Whitman-Walker Health di Washington, Laura Durso mengatakan, berbagai faktor mental memengaruhi orang LGBT, seperti stres dan depresi.
"Lingkungan diskriminatif menyebabkan kaum LGBT mengalami stres minoritas. Stres itu terkait dengan stigma institusional dan interpersonal karena orientasi seksual atau identitas gender seseorang, yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang negatif," ujarnya melansir dari Health, Jumat (2/12/2022).
Lengkapnya, berikut bahaya LGBT terhadap mental dan kesehatan fisik.
Baca juga: Parlemen Rusia Setujui RUU Larangan Promosi LGBT, Melanggar Denda Rp1,2 M
1. LGBT Menyebabkan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
Pelaku LGBT yang berhubungan seksual dengan sesama jenis paling banyak terkena virus Human Immunodeficiency (HIV). Selain itu LGBT juga berisiko tinggi terpapar virus human papillomavirus (HPV).
Strain HPV tertentu menyebabkan kanker dubur. Beberapa jenis HPV juga menjadi penyebab utama kanker serviks. Sebab, umumnya, para LGBT memiliki gaya hidup seks bebas dengan banyak orang, sehingga kecenderungan terkena virus HIV/AIDS sangat tinggi.
2. LGBT Berpotensi Menyebabkan Obesitas dan Gangguan Makan
Penelitian menemukan, LGBT cenderung kelebihan berat badan atau obesitas. Individu dengan LGBT mengalami relatif stres, akibat intimidasi, ketakutan, hingga gangguan citra tubuh.
Stres umumnya meningkatkan nafsu makan seseorang karena kelenjar adrenal melepaskan hormon yang disebut kortisol. Hormon stres meningkatkan nafsu makan dan memotivasi seseorang untuk makan, terutama makanan tinggi lemak, gula, atau keduanya.
Baca juga: Laga Wales vs Iran Bakal Diwarnai Penggunaan Atribut LGBT
3. LGBT Menyebabkan Kanker Payudara dan Serviks
Beberapa penelitian menunjukkan, wanita lesbian dan biseksual memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi daripada yang lain. Meningkatnya penyalahgunaan zat dan stres di kalangan wanita lesbian dan biseksual dapat menyebabkan risiko tersebut.
4. LGBT Rentan Penggunaan Zat dan Bunuh Diri
Banyak masalah yang dialami LGBT, di antaranya penyakit perilaku seks, pemakaian narkoba, depresi, stigma dan diskriminasi.
Terkait permasalahan narkoba, penelitian menunjukan individu LGBT memiliki angka yang tinggi dalam penggunaan dan ketergantungan zat dibanding populasi pada umumnya.
Baca juga: Isu LGBT di Piala Dunia 2022, Xhaka Pilih Hormati AturanInternalisasi dari rasa malu, stigma, dan sikap negatif dari masyarakat menjadi perhatian terhadap masalah kesehatan mental. Lesbian dan biseksual wanita lebih banyak dilaporkan menderita gangguan depresif dan transgender memiliki angka tinggi dalam bunuh diri.
(est)