LANGIT7.ID, Jakarta - Pendiri platform analisis media sosial Drone Emprit,
Ismail Fahmi, mendorong ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama hingga MUI untuk mensuplai informasi akurat untuk
artificial intelligence (AI)
ChatGPT yang tengah dikembangkan
OpenAI.
ChatGPT yang masih dalam tahap uji coba publik ini disinyalir mampu menjawab semua pertanyaan manusia, termasuk dalam perkara agama. Ismail Fahmi menyebut, ormas Islam bisa masuk pada titik ini. Muhammadiyah maupun MUI bisa bekerjasama dengan
OpenAI untuk menyediakan referensi akurat seputar agama Islam.
“Secara teknis, kenapa itu bisa dilakukan, AI itu mendapatkan
knowledge dari membaca teks. Semua teks dibaca itu jadi sumbernya. Kalau dia dikasih buku-buku, nanti dia bisa melihat segala macam argument pertanyaan. Semua dibaca. Artikel-artikel dibaca,” kata Ismail Fahmi kepada
Langit7.id, Senin (5/12/2022).
Baca Juga: AI Makin Canggih, Muncul ChatGPT yang Bisa Jawab Persoalan Agama
ChatGPT membaca semua teks bacaan yang diberikan kepadanya. Maka itu, AI ini bisa menjawab semua pertanyaan selama ada di dalam teks yang dia baca. Jika sumber yang ditanyakan belum ada, AI ini langsung menjawab ‘tidak tahu’.
“Tantangannya, saya sudah bilang ke Muhammadiyah langsung, supaya Muhammadiyah bekerjasama dengan institusi seperti
OpenAI ini. Tujuannya apa? supaya memberi bahan bacaan kepada AI, supaya mereka pintar. Terkait apa, terkait agama tentunya," ungkap Ismail Fahmi.
Ismail Fahmi menjelaskan, Muhammadiyah, NU, dan MUI merupakan organisasi yang bergerak di bidang keagamaan. Muhammadiyah punya Majelis Tarjih, NU punya Bahtsul Masail, dan MUI ada Majelis Fatwa. Ada pula bahan-bahan teks lain yang bisa dipertanggungjawabkan secara akurat.
Baca Juga: Apa Itu Chatbot dan Efeknya bagi Bisnis Perusahaan?
“Itu bahan-bahan yang sudah dibentuk, dipikirin, dibahas sama ulama. Jadi, bahannya bukan dari
blogspot yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kalau ini (fatwa MUI, NU, dan Muhammadiyah) bisa dipertanggungjawabkan. Jadi kita harapkan, lembaga ini menyuplai informasi yang bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Ismail Fahmi.
Dengan begitu, umat Islam yang bertanya melalui
ChatGPT itu bisa mendapatkan jawaban yang tepat. Secara realistis, ormas Islam belum bisa mengejar teknologinya, bahkan lembaga perusahaan besar pun demikian.
“Tapi, kita punya peluang dalam hal ‘mengajari, mendidik’ mesin ini. jadi, Muhammadiyah suplailah buku-buku tanya jawab, hasil tarjih, atau apapun supaya dibaca sama si mesin ini,” ucap Ismail Fahmi.
Bisa Dimanfaatkan untuk Edukasi UmatIsmail Fahmi teknologi semacam
ChatGPT itu bisa dimanfaatkan untuk mengedukasi umat Islam terkait teks-teks keagamaan. Dia melihat itu sebagai perkembangan teknologi yang sangat positif dan membantu. Umat Islam menjadikan itu sebagai media belajar.
“Bertanya. Tapi kalau sumbernya bagus, bisa dipertanggungjawabkan lebih bagus. Kalau sekarang bahan mereka, nyari di TikTok, YouTube. Sumbernya dari mana, dari siapapun, bisa dari
influencer yang bikin konten di TikTok, di YouTube, belum terverifikasi,” ujar Ismail Fahmi.
Baca Juga: BPJPH Bakal Manfaatkan AI dan Blockchain untuk Sertifikasi Halal
Apalagi, kata dia, umat Islam tidak pernah dilarang untuk bertanya kepada siapapun. Termasuk dengan adanya
ChatGPT ini. Dia menyebut
ChatGPT merupakan search engine seperti Google. Hanya saja, Google hanya membantu menunjukkan dan ngasih pilihan. Sementara,
ChatGPT langsung memberi dan memilihkan jawaban, berdasarkan teks-teks yang pernah dibaca AI tersebut.
“Jawabannya itu apakah akurat? Belum tentu. Bertanya saja tidak masalah, ke AI, tidak masalah. Nanti yang masalah adalah mengikuti atau tidak. Seyogyanya umat Islam tidak langsung mengikuti. Itu sebagai referensi saja. Karena dia semacam
search engine yang
advance, nanti langsung menemukan poin-poinnya,” ujar Ismail Fahmi.
ChatGPT memang masih dalam tahap uji coba, sehingga jawaban belum bisa terjamin akurat 100%. Pada titik inilah ormas Islam harus mengambil peran penting untuk ‘mendidik’ AI tersebut dengan memberikan informasi akurat seputar agama Islam.
Baca Juga: Betulkah Pekerjaan Manusia Bakal Digantikan AI? Ini Jawaban CEO WIR Group
Saat ini, kata Ismail Fahmi, jawaban yang diberikan
ChatGPT bersumber dari media sosial ataupun
search engine. Secara akurasi, belum bisa dipertanggungjawabkan.
“Kalau ini, kita bisa konten-konten yang seharusnya tidak dijadikan referensi, sama si AI ini. AI hanya akan menjadikan konten yang terverifikasi aja, sebagai bahannya. Ini perkembangan bagus ke depan. Kita bisa berkontribusi dalam menyuplai referensi,” ujar Ismail Fahmi.
(jqf)