LANGIT7.ID, Jakarta - Belakangan ini banyak bencana alam dan peristiwa tragis yang terjadi di belahan bumi. Tak sedikit pula bermunculan pertanyaan-pertanyaan bahwa hal ini menandakan segera munculnya Imam Mahdi. Benarkah demikian?
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyebut nama Imam Mahdi akan muncul di tengah perselisihan dan bencana gempa bumi. Beliau bersabda:
أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ وَزَلَازِلَ فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad).
Sekretaris Dewan Hisbah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustaz Amin Muchtar menyebut bahwa Islam mengajarkan dua cara pandang menyikapi bencana. Pertama ialah i'tibar kawniy dan kedua i'tibar qur'ani.
Baca Juga: 61 Gempa Susulan Guncang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga RusakKarena itu, perlu diketahui terlebih dahulu kedua sudut pandang tersebut. I'tibar kawniy merupakan bencana yang bisa ditelaah oleh para pakar sains, seperti konsleting listrik yang menyebabkan kebakaran.
Kemudian i'tibar qur'ani, lanjut dia, seperti terjadinya bencana alam namun tidak selamanya penyebabnya bisa di ukur. Dia mencontohkan seperti pohon di pekarangan rumah yang tidak berbuah karena pemiliknya gemar melakukan maksiat.
"Dalam pandangan Islam yang termasuk musibah atau bencana dapat dikategorikan dalam dua fungsi. Pertama sebagai ujian misalnya dalam firman Allah surat Ali-Imran ayat 165 itu di antaranya," kata Ustaz Amin dalam kajiannya di kanal Dialog Islam TV, dikutip Jumat (16/12/2022).
"Ada juga sebagai azab, ukurannya jelas berkenaan dengan prilaku kafirnya zalimnya kemudian maksiatnya manusia," imbuhnya.
Menurut dia, berbagai peristiwa bencana alam yang kerap diakitkan publik dengan kemunculan Imam Mahdi. Mesti dikaji ulang dalil-dalil yang ada, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran, seperti redaksi hadis sebelumnya.
"Jadi kata ikhtilaf dan zalazil dalam hadits riwayat Ahmad tidak menyebutkan dua bencana, alam dan sosial, tidak. Justru kata Zalazil ini menguatkan bencana yang sama, yaitu bencana sosial masyarakat dan politik kekuasaan," tuturnya.
Baca Juga: 4 Tips Liburan Akhir Tahun, Tetap Aman di Tengah Bencana(zhd)