LANGIT7.ID, Jakarta -
Dewan Pers bakal menggelar pelatihan liputan politik jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang. Pelatihan itu ditujukan untuk merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait maraknya konten negatif di media sosial.
Anggota Dewan Pers, Sapto Anggoro mengatakan pelatihan ini akan diikuti oleh jurnalis dari seluruh Indonesia. Adapun pelatihan dimaksudkan untuk mengedukasi para jurnalis agar memberikan informasi yang sebenar-benarnya.
"Menjelang hajatan politik, Dewan Pers akan bekerjasama dengan banyak pihak untuk melakukan pelatihan liputan politik, termasuk pelatihan cek fakta, debunking dan prebunking. Bisa (diikuti jurnalis seluruh Indonesia) nanti kita kerjasama dengan konstituen. sebagai bentuk tanggung jawab pers terhadap pembaca," kata Sapto kepada
Langit7.id, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga: Eks Ketua KPK Luncurkan Cek Pemilu Pantau Reputasi CalegSapto menilai tak sedikit pihak memanfaatkan ruang digital, termasuk niat negatif untuk kepentingan pribadi. Sehingga hal tersebut sulit untuk dibasmi.
"Saya menilai ini keprihatinan banyak pihak. Tapi mungkin juga ada yang memanfaatkan, untuk kepentingannya, sehingga (berita negatif) tak mudah dibasmi," ujarnya.
Sapto mengatakan, Dewan Pers bersama konstituen konsen melakukan gerakan menanggulangi berita hoaks, disinformasi, dan misinformasi. Terlebih, beberapa organisasi lainnya seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) hingga Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) juga melakukan hal serupa.
Baca Juga: Masuk Tahun Politik, Kominfo Minta Masyarakat Bijak Gunakan Ruang Digital"Bukan sekadar mengeluh, teman-teman konstituen seperti PWI, AJI, AMSI, SMSI, JMSI dan lain-lain saat ini banyak menggelar pelatihan untuk penanggulangan hoaks. Dengan adanya pelatihan cek fakta, debunking, prebunking, dan lain-lain, adalah upaya untuk memperkecil gerakan dan efek dari misinformasi dan disinformasi," tutur Sapto.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keprihatinannya terkait banyaknya konten di media sosial bermuatan negatif mudah tersebar luas dan diterima masyarakat. Melalui Instagram resminya, Jokowi mengatakan, menjadi tugas bersama untuk mengisi ruang digital dengan konten lebih positif.
"Ruang digital yang besar kini dibanjiri konten-konten negatif, hoaks, penipuan, ujaran kebencian, radikalisme, hingga eksploitasi seksual. Tugas kita bersama untuk memenuhi ruang digital dengan konten positif, yang kreatif, mendidik, menyejukkan, dan menyerukan perdamaian," ucap Jokowi di akun Instagramnya, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga:
Presiden Ingatkan Bawaslu Awasi Isu Politik Identitas di Media Sosial
Menag: Jaga Republik Ini Tidak Mudah, Hindari Politisasi SARA(gar)