LANGIT.ID, Jakarta - Indonesia diproyeksikan akan mengalami
pertumbuhan ekonomi 4,5-5 persen di 2023. Angka tersebut bisa dikatakan, Indonesia masih jauh dari resesi dan krisis.
Ekonomi senior, Hendri Saparini mengungkapkan, proyeksi sektoral di Indonesia pada tahun ini juga terbilang cukup baik, di mana seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif.
"Hanya memang pemulihannya yang belum sama. Misalnya pertanian yang sebelum krisis tumbuh 3-4 persen, bahkan 4,5 persen, tapi pada 2021-2022 tumbuh di bawah 2 persen," ungkapnya dalam
Webinar Economic Outlook 2023: Mendung atau Cerah? Peluang Dunia Usaha, Rabu (28/12/2022) malam.
Dia menyayangkan sektor pertanian yang masih belum pulih seutuhnya. Pasalnya, pertanian merupakan sektor di mana paling banyak masyarakat terlibat dalam aktivitas perekonomiannya.
Baca Juga: Cara Islami Atasi Resesi: Gunakan Prinsip Ekonomi Syariah"Kita harap bukan hanya masyarakat dan pelaku usaha yang berusaha untuk kembali menggairahkan sektornya, tapi juga peran pemerintah dalam melakukan kebijakan agar lebih detil," katanya.
Sehingga, lanjut dia, optimisme masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi dapat didukung dan direalisasikan pemerintah.
Jangan Bandingkan Negara MajuPendiri CORE Indonesia ini mengatakan, perekonomian Indonesia tidak bisa dibandingkan begitu saja dengan negara maju. Pasalnya, ada perbedaan kompleksitas dalam ekonomi masing-masing negara.
"Jadi apapun kondisinya, kita tetap akan mencari peluang untuk pertumbuhan ekonomi. Jangan melihat negara maju, karena pertumbuhan ekonomi mereka sudah lebih stabil," ungkapnya.
Artinya, pemerintah mesti memperhatikan peluang-peluang kecil dalam hal ekonomi yang bisa dimanfaatkan berkembang dan bertumbuh. Salah satunya melalui kebijakan pemerintah yang pro dengan pelaku usaha.
"Kita harapkan pemerintah dan pelaku usaha bergandengan tangan untuk mencari solusi. Jadi banyak yang bisa dilakukan agar kita bertahan dan kita menjauh dari resesi maupun krisis."
"Termasuk agar masyarakat bisa semakin optimistis dengan tidak menahan belanja, sehingga dari optimisme pertumbuhan ekonomi akan terealisasi," tambahnya.
4 Sumber Pertumbuhan Ekonomi IndonesiaSetidaknya ada 4 sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang diproyeksikan tumbuh positif pada 2023. Adapun proyeksi tersebut antara lain:
1. Konsumsi rumah tanggaPorsi onsumsi rumah tangga terhadap perekonomian nasional pada 2022 mencapai 52 persen. Diproyeksikan porsi tersebut meningkat menjadi 56 persen pada 2023.
"Ini masih porsi terbesar dalam perekonomian nasional dan diproyeksikan masih akan tumbuh kuat, karena sekarang sudah kembali pada pertumbuhan sebelum krisis," ujarnya.
2. PolitikPada 2023 menjadi ajang bagi tahun politik yang diharapkan penyaluran dana-dana politik dapat mempengaruhi pertumhuhan perekonomian ke depan.
"Di tahun politik ini pasti akan ada belanja di rumah tangga. Jadi tambahan dana yang akan dikeluarkan oleh kegiatan politik akan mendorong konsumsi di level masyarakat," katanya.
3. EksporSumber pertumbuhan selanjutnya adalah ekspor. Bahwa tahun 2023 harga komoditas primer sebagai andalan ekspor memang akan lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya.
Salah satunya karena permintaan yang menurun dan perlambatan ekonomi. Namun, turunnya harga itu tidak terlalu signifikan.
"Jadi, ekspornya tetap akan tumbuh, tapi karena di tahun 2023 ekonomi domestik mulai bergerak, maka gapnya mulai menyempit antara ekspor dan impor," ujarnya.
4. Belanja negaraPemerintah tidak lagi melakukan spending dalam hal-hal tertentu, seperti bantuan kesehatan masyarakat saat pandemi Covid-19. Hal itu kan merubah pengeluaran pemerintah kepada hal yang prioritas.
(bal)