LANGIT7.ID, Jakarta - Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN), Eko Yulianto, menilai wajar fenomena pulau baru di Desa Teinaman, Kecamatan Tanimbar Utara, usai
gempa M7,5 mengguncang Maluku.
“Apakah munculnya pulau ini wajar? Jawab singkatnya, sangat wajar,” kata Eko Yulianto, Kamis (12/1/2023).
Secara umum, hampir semua pulau di Indonesia muncul karena dua fenomena utama yakni pengangkatan tektonik dan pertumbuhan gunungapi (vulkanik). Proses itu terjadi berulang kali selama jutaan tahun.
Baca Juga: BMKG Ungkap Proses Kemunculan Pulau Baru Pascagempa M 7,5 di Tanimbar
“Setiap gempar besar dangkal dengan mekanisme gerak sesar naik akan mengangkat dasar laut sedikit-sedikit,” ujar Eko.
Pengangkatan dan penurunan daratan oleh mekanisme siklus gempa disebabkan dua fase utama, yakni
inter-seismic dan fase
coseismic.
Inter-seismic adalah fase diantara dua gempa, ketika lempeng samudra menghujam di bawah lempeng benua dan menyeretnya turun pelan-pelan dengan kecepatan yang sangat lambat.
“Pantai pulau-pulau seperti Simeulue, Nias, Pep, Mentawai, Enggano tenggelam pelan-pelan, pantai-pantai barat Sumatera naik pelan-pelan juga,” ujar Eko.
Saat energi terkumpul melampaui plastisitas kerak bumi, kerak patah dan terangkat (nyembul), energi lepas sebagai gempa. Ini adalah fase
co-seismic. Pantai-pantai dan pulau-pulau Simeulue dan sekitarnya terangkat tiba-tiba & pantai-pantai Sumatera tenggelam tiba-tiba juga.
Eko menganalisis fenomena munculnya pulau setelah gempa sesar naik M7,5. Ada kemungkinan di tempat pulau baru itu sebelumnya sudah berupa laut dangkal. Sehingga, dasar laut dangkal itu bisa menyembul ke atas permukaan laut menjadi pulau baru saat gempa menyentak.
Baca Juga: BMKG Resmi Akhiri Peringatan Dini Tsunami di Maluku Barat Daya
“Siklus jutaan kali gempalah yang menjadi salah satu faktor utama terwujudnya pulau-pulau Indonesia. Sekarang siklus ini belum berhenti sampai kiamat. Ada pulau baru muncul dan ada yang akan tenggelam,” tutur Eko.
Salah satu opsi penjelasan terbentuknya pulau baru adalah fenomena gunung lumpur (
mud volcano). Faktor utama terbentuknya gunung lumpur adalah tekanan berlebih akibat pensesaran naik dan akibat beban sedimen serta hadirnya fluida terkonsentrasi di zona tekanan tinggi.
“Fluida ini dapat mengalir melalui batuan porus dan retakan sesar, membawa remahan bebatuan yang dilewatinya,” ucap Eko.
(jqf)