Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 16 Februari 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Berislam Tidak Hanya Tentang Ritual tapi Juga Intelektual

Muhajirin Jum'at, 27 Januari 2023 - 14:14 WIB
Berislam Tidak Hanya Tentang Ritual tapi Juga Intelektual
ilustrasi (foto: langit7.id/istock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (Insists), Ustadz Henri Shalahuddin, mengatakan, umat Islam seluruhnya perlu memahami dengan cermat makna Islam itu sendiri.

Islam tidak hanya sekadar salat, zakat, puasa, haji, sedekah, dan ibadah-ibadah ritual lain. Tapi, Islam juga memiliki cakupan ruang lingkup lain yakni aspek intelektual.

Pada dasarnya Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Islam memiliki dimensi dan menjadi motor utama dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Baca Juga: Tradisi Intelektual di Makkah dan Madinah, dari Al-Suffah Hingga Universitas

Dengan kata lain, ajaran Islam melingkupi segala hal, baik yang berkaitan dengan kehidupan dunia maupun yang bersifat ukhrawi. Artinya, Islam tidak hanya berhenti pada makna agama, tapi juga melingkupi peradaban atau ilmu pengetahuan.

“Ajaran Islam memberikan titik tekan tersendiri untuk ilmu pengetahuan,” kata Ustadz Henri melalui kanal YouTube Insists, Jumat (27/1/2023).

Bahkan, untuk persoalan yang paling mendasar dari pintu utama menjadi seorang muslim, seseorang didorong untuk berilmu dahulu sebelum meyakini (mengimani). Dalam Surah Muhammad ayat 19, Allah Ta’ala berfirman, “Ketahuilah bahwa tiada Tuhan Kecuali Allah.”

“Tentu dengan sendirinya kita akan memahami bahwa untuk mengetahui, seseorang memerlukan ilmu. Artinya, bahwa untuk beriman saja, dalam Islam diharuskan untuk berilmu,” ucap Ustadz Henri.

Baca Juga: Mahathir Mohamad: Agar Maju dalam Sains dan Teknologi, Umat Islam Harus Terbuka

Hal ini senada dengan penjelasan Abdurrahman al-Sa’di dalam tafsirnya, “Iman tidak akan sempurna tanpa adanya ilmu, sebab ilmu merupakan cabang dari iman.” Maka, ilmu memiliki tempat utama dalam agama Islam dan berbanding balik dengan ajaran agama lain-lain.

Oleh karena itu, tidak sedikit dari para ulama dahulu menulis mengenai bab ilmu dahulu sebelum menjelaskan bab-bab lain. Seperti Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulum ad-Din menulis di bab awal mengenai persoalan ilmu dan cakupannya.

Begitu pula dengan Imam al-Baqillani menulis kitab tamhid al-Awa’il wa talkhis ad-Dala’il mengawali dengan bab ilmu. Hal serupa tercatat dalam karya Fakhruddin ar-Razi Ushuluddin, Kitab Ushuluddin milik Muhammad at-Taimiy al-Baghdadi, at-Tamhid liqawi’idi at-tauhid milik an-Nasafi, al-‘Aqidah an-Nasafiyyah karya at-Taftazani dan seterusnya.

Baca Juga: Timothy Winter, Cucu Pendeta Jadi Ulama Besar Penopang Dakwah di Inggris

Ada pula versi bahasa Inggris ditulis oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas, meski dengan sedikit nama buku yang berbeda yaitu The Oldest Known Malay Manuscript: A 16th Century Malay Translation of The ‘Aqa’id of al-Nasafi.

“Versi lainnya ditulis Earl Edgar Elder, A Commentary on the Greed of Islam Sa’d al-Din al-Taftazani on the Greed of Najm al-Din al-Nafasi. Di Sini semakin menunjukkan bahwa ilmu memiliki nilai dan posisi utama dalam ajaran Islam,” ucap Ustadz Henri.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 16 Februari 2025
Imsak
04:31
Shubuh
04:41
Dhuhur
12:10
Ashar
15:22
Maghrib
18:19
Isya
19:29
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan