Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 15 Mei 2025
home wirausaha syariah detail berita

Bisnis Syariah Bukan Cuma Soal Untung, tapi Juga Implementasi Moral

alam nursalam Kamis, 16 Maret 2023 - 23:00 WIB
Bisnis Syariah Bukan Cuma Soal Untung, tapi Juga Implementasi Moral
Ilustrasi. (Foto: Langit7.id/iStock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Menerapkan konsep bisnis syariah tidak bisa dilakukan hanya dengan menargetkan keuntungan semata. Namun, mesti ada tanggung jawab moral yang diimplementasikan dalam bisnis.

Tanggung jawab moral ini berkenaan dengan manfaat yang dapat dirasakan oleh setiap orang. Bukan hanya pembeli, tapi manfaatnya juga harus bisa dirasakan oleh para karyawan yang terlibat.

Adapun tanggung jawab moral dalam bisnis syariah ini tidak terlepas dari nilai-nilai kebaikan Islam. Mulai dari perbuatan baik, kesejahteraan finansial, hingga cara mengembangkan bisnis yang sesuai syariat.

Baca Juga: Pondasi Bisnis Syariah, Materi Bukan Ukuran Sukses

Menukil jurnal "Implementasi Islamic Entrepreneurship dalam Mengelola Usaha" yang diterbitkan Universitas Negeri Surabaya pada 2022, disebutkan bahwa Islam memiliki aturan dan prinsip yang tercatat dalam Al-Qur'an dan hadis.

Prinsip itulah yang kemudian mesti diimplementasikan dalam bisnis. Di mana bisnis syariah ditekankan tidak hanya pada keuntungan, tapi juga mesti memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sosial.

Ajaran Islam menekankan agar bisnis dapat berpedoman pada prinsip dasar perekonomian Islam. Di antara prinsip tersebut, sebagai berikut:

1. Bisnis untuk Ibadah

Setiap pekerjaan mesti diniatkan untuk ibadah, agar bisa mendapatkan ganjaran pahala. Termasuk juga dalam menjalan bisnis.

Bisnis syariah, merupakan bisnis yang didasarkan pada prinsip ke-Tuhanan. Sehingga memiliki tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT (tauhid).

Artinya, pebisnis dalam bisnis syariah mesti menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan akhirat. Sehingga hal ini akan menjaga wirausaha muslim dari sesuatu yang halal ataupun haram, termasuk juga mengedepankan etika dan moral Islam dalam mengelola bisnis (ekuilibrium atau al adl wa al ihsan).

2. Kebebasan

Masih menukil jurnal "Implementasi Islamic Entrepreneurship dalam Mengelola Usaha" dijelaskan juga bahwa menerapkan prinsip Islam dalam bisnis syariah mesti memperhatikan nilai kebebasan.

Kebebasan di sini bukan berarti tidak menerapkan aturan dalam bisnis yang dijalankan. Namun, kekebasan bisnis dalam prinsip Islam yang dimaksud adalah kebebasan berpikir.

Prinsip Islam terkait kebebasan berpikir itu berkenaan dengan ikhtiar yang dilakukan oleh pebisnis. Sehingga wirausahawan muslim dapat lebih kreatif dalam berinovasi dan berimprovisasi dalam mengembangkan maupun mempertahankan bisnisnya.

3. Tanggung jawab

Prinsip dalam bisnis syariah yang terakhir adalah tanggung jawab. Di mana hal ini bersifat kewajiban (fardh) yang mesti dilakukan oleh pebisnis.

Perlu dipahami bahwa tanggung jawab seorang pebisnis muslim bukan hanya soal pengelolaan usaha, tapi juga ada hal yang lebih besar, yaitu tanggung jawab kepada Allah SWT, masyarakat, dan lingkungan sosialnya.

Baca Juga: Bangun Bisnis Market Muslim Tanpa Modal, Simak Caranya

Etika Menjalankan Bisnis dalam Islam

Bisnis syariah juga menekankan kepada pelakunya agar bisa memperhatikan norma, etika, dan nilai-nilai Islam dalam menjalankan bisnis.

Penerapan etika bisnis yang sesuai nilai Islam sangat penting dilakukan. Tujuannya untuk menghindari segala kegiatan bisnis yang mengarah pada malpraktik, sehingga berpotensi merugikan konsumen.

Adapun etika yang dimaksudkan yaitu menjalankan bisnis dengan jujur, disiplin, selalu bersyukur, semangat, bertanggungjawab, gigih, dan selalu melibatkan Allah SWT dalam setiap kegiatannya. Hal itu seperti disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang umatnya melakukan kecurangan dalam kegiatan jual beli.

Rasulullah SAW bersabda, "Pedagang yang jujur yang dapat dipercaya itu bersama para Nabi dan orang-orang yang benar serta para syuhada.” (HR. Tirmidzi).

Dijelaskan dalam studi "Kelayakan Bisnis Syariah" yang diterbitkan Rajawali Pers pada 2017, hadis tersebut memiliki kesesuaian dengan etika bisnis Islam.

Di mana pebisnis muslim harus bisa menerapkan kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa syukur dalam menjalankan bisnisnya. Termasuk tidak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan syariah, usaha yang dilakukan halal, menghindari praktik haram, maysir, gharar, dan riba.

Baca Juga:

Wapres: Indonesia Siap Kerjasama Sektor Ekonomi Syariah di Kyoto

BSI Akselerasi Pembangunan Islamic Ecosystem Dalam Negeri


(gar)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 15 Mei 2025
Imsak
04:25
Shubuh
04:35
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan