LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ketua Umum PP Muhammadiyah,
Haedar Nashir, mengungkapkan kunci sukses seorang penguasa menjalankan roda pemerintahan. Kekuasaan harus dibimbing dengan ilmu hikmah dan amal salih, agar kekuasaan tidak melahirkan kesewenangan.
Menurut Haedar, kesewenangan sangat mungkin terjadi pada kekuasaan politik, ekonomi, danaon sebagainya. Maka itu, penting bagi seorang penguasa mengedepankan ilmu hikmah dan amal shalih.
"Kekuasaan itu hanya titipan Allah, tetapi amal shalih dan ilmu jauh lebih besar maka kekuasaan pun perlu ilmu dan amal shalih," kata Haedar dalam acara Halal Bihalal UMSurabaya, dikutip laman resmi Muhammadiyah, Jumat (5/5/2023).
Oleh karena itu, ilmu dan amal shalih yang dipandu oleh agama perlu menjadi pendamping kekuasaan agar tidak melahirkan kesewenangan.
Baca juga:
Ketua Umum PP Muhammadiyah Kecam Penembakan di Kantor MUIHaedar menilai, saat ini tidak sedikit muslim yang paham ilmu agama, bahkan mengerti ilmu klasik sampai modern. Tetapi, ilmunya tidak mencerahkan jiwa, keluarga, umat, dan bangsanya.
Pemahaman agama seperti itu bertolak belakang dengan konsep Islam sebagai rahmatan lil-alamin. Termasuk mereka yang berbeda agama pun Islam adalah rahmat. Bahkan, dengan atheis pun seorang muslim harus memberikan rahmat.
Guru Besar Sosiolog itu menjelaskan, realitas tersebut yang menjadi salah satu latar belakang Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Terlebih AUM bidang pendidikan. Pendidikan yang diajarkan Muhammadiyah diharapkan melahirkan muslim pandai dan tidak terjebak dalam kesewenangan.
"Memandu agar pandai-pandai di dalam berinteraksi sosial, karena realitas kehidupan itu tidak seindah sebagaimana hidup di surga," tutur Haedar.
Institusi pendidikan keluarga, agama, dan lain sebagainya berfungsi untuk membangun manusia berilmu. Dengan itu, diharapkan 'watak-watak iblis' yang terpendam dalam diri manusia dikendalikan dengan 'watak malaikat'.
"Ilmu hikmah yang bersumber pada ajaran suci Agama Islam berfungsi untuk memandu dan menjadi dasar penting membangun kesadaran manusia. Pasalnya, saat ini amat banyak orang berilmu tapi hatinya tidak dicerahkan oleh ilmu yang dimiliki tersebut," ujar Haedar.
(ori)