LANGIT7.ID-, Jakarta- - Keteguhan iman rakyat Palestina menghadapi kekejaman dan ketidakadilan Zionis Israel memunculkan fenomena baru. Saat ini banyak orang mulai belajar dan mendalami hakikat Al-Qur'an.
Tren ini menyebar di media sosial. Tidak hanya mendapat reaksi luas di Barat tetapi juga membangkitkan minat mereka terhadap keindahan Islam itu sendiri.
Pendakwah Yusuf Mansur mengibaratkan tren ini bagai pengulangan sejarah Islam di masa khalifah terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad.
Kala itu, pasukan Mongol menghancurkan Baghdad dan kegemilangan Islam di masa Dinasti Abbasiyah Abu Ahmad Abdullah al-Musta'shim Billah pada 1258M.
"Dulu ada jenderal-jenderal Mongol jadi penghancur Islam. Kota 1001 malam, Baghdad dan kegemilangan Islam di zaman itu," tulis Yusuf Mansur lewat Instagram pribadinya.
Merujuk Prof Maidir dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Barat, disebutkan kondisi politik, pemerintahan, ekonomi, dan militer di dinasti kelima Bani Abbas itu mengalami kemunduran.
Ibarat ayam yang sudah kena pukul kepalanya, pemerintahan Daulah Bani Abbas masih bisa berjalan namun sudah terseok-seok. Kondisi ini kemudian diperparah dengan datangnya serangan dari bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan.
Di bawah kepemimpinan Jengis Khan, Mongol menjadi bangsa yang kuat di bidang politik dan militer. Dengan kekuatan militer yang dimiliki, Jengis Khan menyerang wilayah-wilayah di sekitar Mongolia, termasuk daerah Islam.
Baca juga:
Dukung Perjuangan Palestina, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan Tahap Dua Rp31,9 MiliarHulagu Khan sendiri adalah cucu Jengis Khan dari Tuli, yang menguasai Irak dan Khurasan. Seperti dikutip dari Badri Yatim, Hulagu Khan adalah panglima tentara Mongol yang sangat membenci Islam dan ingin memeranginya.
Pasukan Hulagu Khan melakukan pembunuhan, pembakaran, perampasan dan tindakan keji lainnya di kota Baghdad hingga benar-benar hancur.
Penyerangan pasukan Hulagu Khan itu menimbulkan banyak korban jiwa, bangunan hancur, dan terbakarnya manuskrip-manuskrip penting. Bahkan, Islamolog ternama Philip Khuri Hitti, menuliskan kekejaman dan kebiadaban Hulagu Khan dan pasukannya dalam buku "History of The Arab's".
Namun, kata Yusuf Mansur, dua abad usai penyerangan tersebut dunia Islam malah bangkit. Salah satu jenderal Islam, keturunan Jengis Khan, melahirkan ahli-ahli keilmuan.
"Dua abad kemudian, malah salah satu jenderal Islam, ilmuan pula, banyak melahirkan ahli-ahli sains, matematika, fisika, kedokteran, ekonomi, sampai astronomi. Justeru dari siapa? Turunan langsung Jengis Khan!! Namanya Ulugh Beg," lanjut Yusuf Mansur.
Ulugh Beg adalah cucu dari Tamerlan atau Timur Leng, anak Jengis Khan. Menurut Yusuf Mansur, Ulugh Beg merupakan cikal bakal kerajaan-kerajaan dan negara-negara Islam.
Ulugh Beg memiliki minat besar terhadap ilmu pengetahuan. Dia pun membangun kota Samarkand, Uzbekistan menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan muslim. Di sini pula ia mendirikan madrasah dan mengundang banyak ilmuan untuk melakukan riset.
Tak hanya terbatas pada bidang sastra dan kajian Al-Qur'an universitas milik Ulugh Beg ini juga fokus pada bidang matematika, trigonometri dan geometri.
(ori)