LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan kembali seruannya untuk penghentian segera kekerasan dan dilakukannya gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menekankan bahwa upaya membantu rakyat Palestina harus dilandasi perhitungan dan perencanaan strategis yang nyata.
"Kita menuntut dihentikannya segera kekerasan dan gencatan senjata dan upaya-upaya terus kita lakukan. Prinsip membantu Palestina harus ada perhitungan dan perencanaan strategis yang nyata dengan siapa melakukan engagement dan hasilnya apa. Jadi, tidak asal jalan tanpa didahului merencanakan capaian yang ditargetkan," ujar Gus Yahya.
Baca juga:
Palestina Kirim 8 Atlet ke Olimpiade Paris 2024 untuk Tunjukkan PerlawananIa juga menegaskan bahwa PBNU telah menyiapkan langkah-langkah nyata dan strategis untuk membantu rakyat Palestina hingga mencapai solusi yang ada.
"Tuntutan kita untuk dihentikannya kekerasan (di Palestina), kita juga melakukan langkah-langkah nyata dan strategis yang memang sungguh-sungguh kita rancang untuk menuju upaya jalan keluar yang ada," jelas Gus Yahya.
Sebagai bagian dari upaya konkret itu, PBNU mengundang pejabat dari otoritas Palestina untuk datang ke Indonesia. PBNU akan berperan sebagai tuan rumah untuk memfasilitasi kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka menggalang upaya bersama membantu rakyat Palestina.
"PBNU akan memfasilitasi sebagai tuan rumah untuk melakukan engagement dengan berbagai pihak untuk bersama-sama menggalang upaya membantu rakyat Palestina menuju jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi saat ini," tambah Gus Yahya.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas dan mempercepat tercapainya perdamaian serta keadilan bagi rakyat Palestina, sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan yang dipegang PBNU.
Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), jumlah korban tewas Palestina telah mencapai angka lebih 39 ribu jiwa dengan lebih dari 94 ribu korban luka-luka.
Militer Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 39.158 warga Palestina. PCBS mencatat bahwa 38.443 korban jiwa berada di Jalur Gaza, sementara 574 korban jiwa terdapat di Tepi Barat. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
(ori)