LANGIT7.ID, Jakarta - Menanggapi maraknya budaya pop Korea Selatan atau K-Pop digandrungi anak muda Indonesia, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti meminta pemerintah melakukan perbaikan pendidikan kebudayaan di Indonesia.
Mu'ti menyebut identitas Indonesia adalah keberagaman suku, budaya, dan bahasa. Identitas itu perlu dilestarikan, seperti Korsel yang berhasil mengemas budaya lokal menjadi daya jual.
Dia mengatakan, Korsel tidak hanya mengekspor teknologi, tapi juga budaya lokal mereka. Dia mencontohkan tren Drama Korea yang digandrungi para remaja. Sehingga, anak bangsa yang mengikuti budaya Korsel dalam berpakaian hingga kuliner.
"Anak-anak kita sekarang sudah dekat dengan kebudayaan Korea. Sengaja mereka lestarikan kebudayaan kemudian dia ekspor," kata Mu'ti dalam webinar yang digelar PB PGRI, Sabtu (4/9/2021).
Termasuk lewat kuliner atau hasil alam, kebudayaan sebenarnya bisa dilestarikan secara identik dengan identitas nasional. Berbeda dengan minat budaya luar, generasi muda justeru kurang berminat dengan budayanya sendiri.
Hal itu terjadi karena pendidikan di Indonesia belum berpihak kepada kekayaan alam yang ada di Tanah Air. Pengembangan kekayaan alam harus menjadi bagian dari pengembangan karakter bangsa.
"Kita ini mengidap penyakit inferior, sehingga arah pengembangan pendidikan juga kita ikuti banyak negara, bukan untuk mengambil sisi baiknya dan menyisihkan sisi negatifnya, tetapi diambil begitu saja tanpa melihat keadaan yang sesungguhnya yang kita perlukan di negara ini," ucap dia.
(jqf)