LANGIT7.ID-, Jakarta- - Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) meluncurkan program Sastra Masuk Kurikulum Merdeka, Senin (20/4/2024).
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo dalam acara peluncuran mengatakan, membaca harus diupayakan karena tidak semerta-merta anak-anak akan suka membaca begitu saja.
Ia menegaskan, karya sastra bukan hanya berguna meningkatkan minat baca, meskipun diakui memang minat membaca suatu karya sastra bisa muncul dikarenakan ceritanya menarik dan membuat kita ingin mengikuti cerita dari karya itu.
“Tapi karya sastra juga menjadi potensi sebagai wahana pendidikan karakter, dan dalam membangun karakter tidak hanya fokus pada konten buku akademik saja,” jelasnya dalam peluncuran program Sastra Masuk Kurikulum di kanal Youtube Kemendikbud RI, Senin (20/5/20024).
Baca juga:
LPTNU Gandeng Akademisi dan Praktisi Bahas Mutu Pendidikan di NUKarya sastra dalam hal ini mengundang pembaca untuk menghayati dunia lain dari para tokoh yang dihadirkan penulis. Menurutnya, keterampilan empatik adalah kunci pendidikan karakter, karena membuat kita sebagai pembaca bisa melihat masalah dengan lebih bijak dan tidak gegabah menghakimi.
Program sastra masuk kurikulum ini diharapkan akan dilaksanakan secara bersinergi antara murid dan guru. Guru diharapkan tidak hanya meminta murid membaca buku melainkan turut serta mendampingi dan memandu murid-muridnya.
“Perlunya guru memandu anak-anak membaca, menganalisis dari teks tertulis menjadi drama atau film, dari karya fiksi jadi analisis ilmiah dan sebagainya. Proses inilah yang ada di pundak para pendidik yaitu guru.” ujarnya.
(ori)