LANGIT7.ID-, Jakarta- - Iran melalui perwakilannya di PBB pada Senin mengungkapkan kekhawatiran serius terkait keterlibatan Amerika Serikat dalam potensi serangan militer Israel ke Iran. Mereka menuding Washington memberikan "persetujuan diam-diam".
Dalam surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan, Iran mengkritik pernyataan terbaru Presiden Joe Biden yang mengaku mengetahui rencana Israel untuk menyerang Iran.
Baca juga:
BREAKING NEWS: Amerika Serikat Selidiki Kebocoran Dokumen Rahasia Rencana Serangan Israel ke Iran"Pernyataan provokatif ini sangat mengkhawatirkan karena mengindikasikan dukungan AS terhadap agresi militer ilegal Israel ke Iran," tulis surat tersebut. Iran menegaskan bahwa sikap ini bertentangan dengan klaim Washington yang selama ini mendukung "de-eskalasi di Timur Tengah."
Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi melalui akun X pada 18 Oktober memperingatkan: "Siapapun yang mengetahui 'bagaimana dan kapan Israel akan menyerang Iran', serta memberikan dukungan untuk tindakan gegabah ini, harus bertanggung jawab atas segala kemungkinan korban."
Baca juga:
Viral! Gadis Palestina Gendong Adik yang Terluka di Tengah Konflik Gaza, Berjalan 1 Jam Demi PengobatanIran menuding AS terlibat dengan "menyediakan keahlian teknis dan persenjataan canggih, termasuk sistem pertahanan udara mutakhir ke Israel." Mereka menuduh Washington ikut bertanggung jawab "dalam setiap agresi Israel terhadap Iran dan konsekuensinya."
"AS sudah terlibat dalam kejahatan perang dan kampanye genosida yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur di Gaza dan Lebanon," tambah surat tersebut.
Iran meminta Dewan Keamanan mengutuk AS atas pelanggaran hukum internasional dan menuntut AS sebagai anggota tetap dewan untuk "memenuhi kewajibannya sesuai hukum internasional dan Piagam PBB."
Dokumen-dokumen tertanggal 15-16 Oktober mulai beredar Jumat lalu setelah disebarkan di Telegram. Menurut laporan, kebocoran ini berasal dari komunitas intelijen AS.
Salah satu dokumen yang diduga disusun Badan Intelijen Geospasial Departemen Pertahanan menunjukkan rencana Israel untuk merelokasi amunisi.
"Angkatan Udara Israel terus menangani rudal balistik peluncuran udara (ALBM), operasi UAV tertutup, dan melakukan latihan pengerahan pasukan besar kedua dari 15 hingga Oktober 2024," ungkap dokumen tersebut.
Sejak 8 Oktober, Angkatan Udara Israel telah menangani minimal 16 ALBM Golden Horizon dan lebih dari 40 ALBM IS02 (Rocks). Penanganan ALBM berlanjut di Pangkalan Udara Hatzerim hingga 16 Oktober.
Dokumen lain dari Badan Keamanan Nasional merinci latihan angkatan udara Israel menggunakan rudal udara-ke-darat, yang diduga persiapan serangan ke Iran.
Ketegangan Tel Aviv dan Tehran meningkat tahun ini setelah Israel membom Kedutaan Iran di Suriah pada 1 April, menewaskan pejabat militer senior. Iran membalas dua minggu kemudian dengan menembakkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel.
(lam)