LANGIT7.ID, Demak -  Kebiasaan berziarah ke para tokoh, baik wali maupun ulama penyebar agama Islam tempo dulu ini memang sudah menjadi tradisi di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), seperti yang dulu sering dilakukan oleh Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). 
Wakil Ketua MPR, Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, berziarah ke sejumlah maqbarah atau makam para ulama dan wali, weperti Makam Sunan Kalijaga atau Raden Said di Kadilangu, sekitar dua kilometer dari pusat kota Demak atau Masjid Agung Demak, Jawa Tengah. Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari kesembilan Wali Songo, penyebar agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kerajaan Demak.
 Baca Juga: Penting Dicatat, 5 Syarat Ikut Program Sertifikasi Halal Kemenag”Adanya Indonesia ini adalah kelanjutan dari perjuangan Sunan Kalijogo, Sultan Demak, dan para wali serta ulama tempo dulu. Kita ini hanya menikmati dari apa yang sudah dirintis beliau-beliau itu,” kata Gus Jazil dalam keterangannya, Rabu (15/9).  
Karena itu, tutur Gus Jazil, bangsa ini tidak boleh melupakan jasa para wali dan ulama tempo dulu. ”Dan ini menjadi jargon kami, jas hijau; jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama,” tutur Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. 
Apalagi di era pandemi ini, kata Gus Jazil, semangat kebersamaan dan kepedulian untuk menghargai para pejuang, harus digunakan sebagai semangat dan kekuatan untuk bangkit dari keadaan. Juga memperkuat semangat silaturahmi. 
”Karena kita tahu, kita semua sekarang dalam kesulitan. Mudah-mudahan kita semua bangsa Indonesia segera bebas dari pandemi corona,” tuturnya.
 Baca Juga: Perbaiki Kondisi Ummat, Pesantren eLKISI Mojokerto Fokus Kader Imam, Dai dan UlamaGus Jazil berziarah juga ke makam Raden Fatah, pendiri dan pemimpin atau raja pertama Kesultanan Demak pada tahun 1478/1500 hingga 1518. Juga berziarah ke Makam Sultan Trenggono alias Pate Rodim, raja ketiga Kesultanan Demak yang memerintah pada tahun 1521-1546 yang juga berada di Komplek Pemakaman Masjid Agung Demak. 
Termasuk berziarah ke Makam Syekh Ahmad Mutamakkin atau yang juga dikenal dengan sebutan Ki Cebolek di Kajen, Pati, Jawa Tengah, dan juga Makam Mbah KH Sahal Mahfudh, ulama terkemuka yang pernah menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, di areal pemakaman yang sama dengan Syekh Mutamakkin.
Baca Juga:
Mengabadikan Buya Hamka Melalui Digitalisasi Kaset Pita
Yenny Wahid Bela Penghafal Qur'an yang Tutup Telinga dari Musik(asf)