LANGIT7.ID, Jakarta -  
Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) merupakan agenda tahunan Indonesia sebagai inisiatif kemitraan dengan semua pemangku kepentingan. Terutama untuk membangun sinergi dan kolaborasi dalam kegiatan internasional di bidang ekonomi dan keuangan syariah.
Seperti diketahui, masterplan ekonomi dan keuangan syariah 2019, Indonesia mencanangkan diri sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Salah satunya dengan memaksimalkan potensi industri halal.
Ketua IV Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Friderica Widyasari Dewi mengatakan, industri halal di tingkat nasional mau pun global, memiliki peluang besar yang menjanjikan dan dapat dimaksimalkan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan ummat. 
Apalagi, populasi muslim dunia yang lebih dari 1,8 miliar jiwa, pada tahun lalu telah mengeluarkan sekitar USD2 triliun untuk kebutuhan konsumsi. Hal ini menjadi pangsa pasar yang besar dan menjanjikan bagi produk halal di Indonesia.
"Pertumbuhan industri halal yang meningkat dalam lima tahun terakhir. Terlebih, keterlibatan BUMN dan swasta dalam industri ini semakin menjanjikan prospek industri halal Indonesia," ujarnya dalam Diskusi 
Virtual Road to ISEF 2021: Menggali dan Mengoptimalkan Peluang Ekspor Produk Halal Indonesia di Pasar Global, Kamis (16/9).
Baca juga: Bantu Dunia Usaha Terdampak, Pemerintah Beri Kemudahan Ekspor di Pekan INSW 2021Meski demikian, lanjut Friderica, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mempertemukan antara pasokan dari industri halal Indonesia dan permintaan barang dan jasa dari luar negeri. Hal itu dilakukan agar pelaku industri halal di Indonesia tidak hanya menjadi pemain di negeri sendiri, tapi juga bisa menjadi pemenang di skala global.
"Memang kita lihat ini ada potensi besar yang luar biasa. Tapi masih ada PR yang harus kita kerjakan agar industri halal Indonesia bisa menjadi pemenang di kancah internasional," ujarnya.
Hal ini tercermin dari 
State of Global Economy Report 2020-2021, yang menunjukkan Indonesia telah berhasil berada di peringkat ke-4 secara global. Namun itu hanya untuk sektor makanan.
Adapun untuk sektor pariwisata yang ramah muslim, Indonesia masih berada di peringkat ke-6. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, capaian ini tentu masih belum sesuai harapan.
"Karena sebetulnya potensi kita juga luar biasa, seperti pada sektor makanan, pariwisata dan sebagainya. Jadi menjadi tugas kita untuk membawa Indonesia berapa di peringkat teratas dunia dalam hal ini," jelasnya.
Baca juga: Indonesia Presiden G20, Manfaatkan untuk Pemulihan EkonomiUntuk itu, MES berusaha menghimpun dan menjalin sinergi serta kolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama, dalam rangka mendorong aktivitas ekonomi dan keuangan syariah. Melalui jaringan MES yang tersebar hingga luar negeri, diharapkan dapat mengakselerasi capaian tersebut, sehingga dapat menjadikan ekonomi dan keuangan syariah lebih luas.
"Jaringan MES sendiri juga terus meningkat. Hingga update terakhir pada 31 Agustus lalu, kita telah tersebar di 105 Kabupaten/Kota, 29 Provinsi dan 14 perwakilan di luar negeri," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap bisa terus mendapatkan dukungan dari pihak terkait. Sebab, jaringan MES yang tersebar di seluruh wilayah menjadi kunci agar kehadiran dan program MES dapat lebih terasa signifikan bagi masyarakat.
"Tujuan kegiatan ini juga ditujukan untuk meningkatkan wawasan industri halal, dan ekspor global, menggali potensi ekonomi syariah di negara setempat, dan lainnya," imbuhnya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini dapat membantu mengetahui peluang ekspor Indonesia di negara tujuan. Termasuk menjawab tantangan dan kendala lain yang dialami Indonesia terkait ekspor.
"Kami harap kita bisa memberikan solusi untuk tantangan ini. Jadi saya yakin jaringan MES yang ada di luar negeri telah memahami situasi dan kondisi yang ada, sehingga kami harap bisa memberikan solusi yang terbaik," ujarnya.
(zul)