LANGIT7.ID-, Jakarta - - Ketua
Majelis Masyayikh, KH. Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin), menegaskan bahwa sistem penjaminan mutu merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan
pesantren dalam menghadapi berbagai tantangan tanpa mengorbankan kekhasannya.
"Pendidikan Pesantren yang diatur dalam UU No. 18 Tahun 2019 memberikan kita ruang untuk melaksanakan pendidikan secara mandiri, ditambah dengan poin penting yaitu masuk dalam
sistem pendidikan nasional," ungkap Gus Rozin dalam sambutannya di Bimbingan Teknis Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Formal Pesantren Pendidikan Diniyah Formal pada Ahad (24/11/2024) kemarin.
Baca juga: 6 Rekomendasi Majelis Masyayikh Pesantren, Dorong Mutu PendidikanGus Rozin juga menyatakan bahwa sistem penjaminan mutu ini akan mulai diterapkan pada awal tahun depan.
"Untuk menyambut pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu tersebut, maka Majelis Masyayikh mengundang Dewan Masyayikh untuk mengikuti bimbingan teknis." tambahnya.
Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan seluruh materi tentang penjaminan mutu, mulai dari standar mutu pendidikan,
kurikulum, kelembagaan, hingga evaluasi berbasis data. Selain teori, mereka juga dilibatkan dalam simulasi pengisian instrumen dan praktik penyusunan rencana aksi yang aplikatif.
"Majelis Masyayikh tidak mendatangkan sesuatu yang baru dari luar, tetapi mengangkat khazanah yang sudah ada di pesantren. Kita menghidupkan tradisi yang telah lama menjadi
ciri khas pesantren," ujarnya.
Dokumen standar mutu yang dirumuskan menjadi panduan utama dalam mencetak lulusan santri yang sesuai dengan 9 karakter Profil Santri Indonesia.
Baca juga: Majelis Masyayikh: UU Pesantren Pertegas Peran Penting Pesantren"Meskipun santri kita belajar ilmu keislaman secara multidisipliner, basis keilmuan mereka tetap disiapkan secara fundamental melalui Pendidikan Diniyah Formal, yang standar mutunya disesuaikan dengan 9 karakter Profil Santri Indonesia" tambah Gus Rozin.
"Ini adalah pekerjaan besar yang membutuhkan waktu dan komitmen jangka panjang, tetapi kita memiliki peluang yang sangat baik untuk menentukan masa depan pesantren kita sendiri," tutup Gus Rozin.
(est)