LANGIT7.ID-Bekasi; Pengasuh Pondok Pesantren Minggir KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq menegaskan peran utama ulama sebagai pewaris Nabi adalah mengajarkan iman dan Islam secara menyeluruh, bukan sekadar ritual. Hal tersebut disampaikan dalam ceramahnya pada Peringatan Hari Lahir NU ke-102 Tingkat MWC NU Kecamatan Cikarang Barat di Masjid Baitul Makmur, Perum. Telaga Sakinah.
Peringatan Harlah NU ke 102 ini, benar benar luar biasa. Acara yang diketuai H.Ramat Hidayat ini berhasil menghadirkan ribuan nahdhiyin dari berbagai wilayah Bekasi. Jamaah yang hadir hingga tumpah ruah memenuhi halaman Masjid Baitul Makmur yang luas. Selain para pimpinan NU tingkat cabang dan ranting dan fatayat yang hadir, ada Camat, ada dari Polres, ada dari Dandim, ada kepala desa, para tokoh masyarakat dan Pj Bupati Bekasi juga hadir diwakili Kepala Dinas Sosial, Drs H.Hasan Basri,MM.
"Tugas pokok seorang ulama adalah membuat umat selamat kembali kepada Allah. Caranya dengan mengajarkan iman dan Islam secara komprehensif," jelas Gus Muwafiq dalam ceramahnya, dikutip Minggu (9/2/2025).
Baca juga: Gus Muwafiq: NU Konsisten dengan Islam Nusantara Meski Dituding Aneh AnehDalam ceramahnya, Gus Muwafiq menjelaskan bahwa ulama memiliki peran khusus setelah Rasulullah sebagai pewaris Nabi. Tugas utama mereka, seperti halnya Nabi Muhammad, adalah memberikan kabar kepada manusia bahwa mereka akan kembali kepada Allah, namun harus transit di dunia terlebih dahulu.
"Agar selamat dalam perjalanan kembali ke jalan pulang, tugas utama seorang Rasul adalah memberi peringatan. Rasulullah diberi bekal iman dan Islam, dan itulah yang harus diteruskan oleh para ulama," ujarnya.
Dia menekankan pentingnya mengajarkan iman secara menyeluruh, tidak hanya melalui lisan tetapi juga melalui seluruh anggota tubuh. "Mulutnya diajarkan iman, hatinya diajarkan iman, tubuhnya diajarkan menjadi orang beriman. Jangan sampai capek mengajari mulut mengucap 'Ya Allah, Ya Allah', mengajari tangan, mengajari kepala, mengajari kaki," jelasnya.
Dalam hal pengajaran Islam, Gus Muwafiq menekankan pentingnya mengajarkan lima rukun Islam secara komprehensif. Dimulai dari syahadat dengan maknanya, kemudian shalat dengan berbagai kondisinya. "Harus diajarkan bagaimana shalat di atas kendaraan, bagaimana shalat dalam kondisi kepepet, bagaimana shalat jamak. Jangan sampai orang tidak bisa shalat karena tidak tahu cara-cara yang diperbolehkan dalam kondisi darurat," tegasnya.
Tentang zakat, dia menekankan pentingnya mengajarkan baik zakat mal maupun zakat fitrah beserta detailnya. Untuk puasa, masyarakat perlu diajarkan cara puasa yang benar agar tidak hanya tidak makan dan minum, tetapi juga memahami esensinya. Sedangkan untuk haji, masyarakat perlu memahami baik haji maupun umrah.
"Jangan sampai kita sibuk mengajarkan hal-hal lain tapi lupa mengajarkan pokok-pokok agama ini. Ini yang utama, ini yang pokok," tegasnya.
Gus Muwafiq juga mengingatkan bahwa dalam mengajarkan agama, ulama harus memahami kondisi masyarakat. Dia memberikan contoh dalam pelaksanaan shalat berjamaah di desa. "Di desa, karena banyak yang masih di kebun atau di sawah, waktu shalat bisa dimundurkan sedikit. Kalau masih datang satu-dua jamaah, ya tunggu sebentar," ujarnya.
Dia menambahkan, cara mengajar juga harus disesuaikan dengan kemampuan jamaah. "Kalau jamaahnya orang kampung yang butuh suara keras agar bisa meniru, ya kita keraskan suara. Kalau jamaahnya sudah pintar, bisa langsung khusyuk tanpa suara keras, ya silakan. Yang penting adalah bagaimana membuat jamaah bisa memahami dan menjalankan ajaran agama dengan benar," pungkasnya.
(lam)