Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 24 April 2025
home masjid detail berita

7 Anggota Badan yang Patut Dijaga saat Ramadan: Salah Satunya Lisan

miftah yusufpati Senin, 03 Maret 2025 - 03:30 WIB
7 Anggota Badan yang Patut Dijaga saat Ramadan: Salah Satunya Lisan
Keselamatan manusia terletak pada lisannya. Ilustrasi: AI
LANGIT7.ID--Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan lisan dari perkataan yang sia-sia, dusta, dan menyakiti orang lain. Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa puasa sejati adalah yang disertai dengan pengendalian diri secara menyeluruh, termasuk menjaga ucapan.

Seorang sufi berpengaruh, Al-Harits al-Muhasibi (wafat 243 H), mengemukakan bahwa ada tujuh anggota badan yang patut dijaga, terlebih ketika Ramadan. Anggota tubuh itu adalah hati, lisan (lidah), mata (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (penciuman), kedua tangan, dan kedua kaki.

"Tindakan menahan anggota tubuh, dapat diimplementasikan dengan cara menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya," ujar Imam al-Muhasibi dalam kitabnya berjudul "Risalah al-Mustarsyidin". Imam al-Muhasibi, mengupas apa saja yang perlu kita jaga.

Pertama, menjaga hati . Kewajiban hati setelah beriman kepada Allah adalah ikhlas mengamalkan perintah-Nya. Semata-mata karena Allah, berbaik sangka kompilasi tertimpa segala kesulitan, percaya kepada Allah, takut akan azab Allah, dan mengharap keutamaan Allah. Hati merupakan bagian terpenting dari jasad. Jika hati baik maka baiklah seluruh jasad ini, begitu pula sebaliknya.

Baca juga: Puasa Menurut Al-Qur'an: 3 Ayat tentang Puasa Ramadan Terputus-putus

Dalam hadis : “Ketahuilah bahwa di dalam diri ini ada segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika buruk, maka buruklah seluruh tubuh; itu adalah hati.” ( HR Bukhari dan Muslim)

Kedua, menjaga lisan . Keselamatan manusia terletak pada lisannya. Karenanya, lisan merupakan komunikasi verbal yang sangat tajam. Seperti pisau bermata dua dapat berkata secara jujur, tidak dusta, perkataan yang bermanfaat namun juga sebaliknya, dapat berkata dusta, bohong tidak tepat janji. Jika kita berhasil membebaskan diri kita dari lisan/lidah, maka Rasulullah-lah yang akan menjamin kita di Surga nanti.

Dapat diterima dalam hadis:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (lisan) dan yang ada di antara dua persetujuan (aku) maka aku akan menyediakan surga yang ada.” (HR. Al-Bukhari)

Ketiga, menjaga mata (pandangan). Islam memerintahkan untuk menundukkan pandangan, dalam artian, manjaga apa yang tidak boleh dilihat aurot wanita, misalnya. Maka hal itu mesti kita hindari. Sahabat Hudzaifah ra meriwayatkan hadits dari Nabi saw:

“Pemandangan itu adalah panah di antara panah iblis, siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah mendatangkan lawan keimanan, yang ia dapatkan manisnya dalam pertempuran.” (HR ath-Thabrani dan al-Hakim).

Dua mata berzina, dan zinanya adalah pandangan (HR Bukhari)

Keempat, menjaga telinga. Segala sesuatu yang tidak boleh untuk dibaca dan dilihat, begitu juga diharamkan untuk didengar. Imam al-Muhasibi menyatakan, bahwa tidak ada anggota tubuh setelah lisan, yang lebih memperhatikan dari telinga atau pendengaran, karena hasil pendengaran adalah sesuatu yang lebih cepat mencapai hati.

Baca juga: Niat dan Keutamaan Puasa Ramadan: Jalan Menuju Takwa

Dari Ibn Abbas , Nabi bersabda; “Barangsiapa yang menguping pembicaraan suatu kaum, sementara mereka membenci hal itu atau lari darinya (agar tidak didengar orang lain), niscaya akan dituangkan timah panas ke telinganya di hari kiamat.” (HR Bukhari)

Kelima, menjaga indra penciuman. Seperti halnya yang tersebut di atas. Indra penciuman, hanya bisa difungsikan kepada hal-hal yang hak. Bukan batil. Baca Juga Belajar dengan Orang Terkenal Menurut Sejumlah Kaum Sufi Telah diceritakan, suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz diberi sebotol minyak misik. Kemudian ia menutup hidungnya, dan berkata, “Apakah ia bermanfaat, kecuali hanya wanginya saja.”

Keenam dan ketujuh, adalah menjaga kedua tangan dan kaki. Kewajiban tangan dan kaki mengambil dan melangkah kepada barang atau jalur yang benar menurut syariat.

Tangan tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, kaki tidak melangkah ke tempat sesuatu yang tidak baik, seperti tempat maksiat dan seterusnya. Menjadi penting untuk memastikan tempat yang kita tuju itu baik. Penuh dengan manfaat dan keberkahan. Seperti masjid dan majelis-majelis ilmu. Nabi bersabda; “Setiap langkah menuju tempat salat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus kejelekan.” (HR. Ahmad).

Baca juga: Rasulullah Menganjurkan Makan Sahur bagi Mereka yang akan Berpuasa Ramadan

Menjaga Lisan

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari, no. 1903)

Hadis ini mengingatkan bahwa jika seseorang berpuasa tetapi tetap berkata dusta, bergunjing, atau menyakiti orang lain dengan lisannya, maka puasanya kehilangan makna yang sebenarnya. Oleh karena itu, menjaga lisan adalah bagian penting dari kesempurnaan ibadah puasa.

Baca juga: Ziarah Kubur Jelang Puasa Ramadan Menurut Muhammadiyah

Cara Menjaga Lisan Saat Berpuasa

1. Menjauhi perkataan dusta dan ghibah

Ghibah (menggunjing) adalah dosa yang dapat menghapus pahala puasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

"Bukankah yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah hasil dari lisan mereka?"
(HR. Tirmidzi, no. 2616)

2. Berbicara hanya yang baik dan bermanfaat

Jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari, no. 6018; Muslim, no. 47)

3. Mengisi lisan dengan dzikir dan doa

Memperbanyak istighfar, tahlil, dan tasbih.
Menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an.

Doa untuk Menjaga Lisan

اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِسَانِي صَادِقًا وَقَلْبِي طَاهِرًا

"Ya Allah, jadikan lisanku jujur dan hatiku bersih."

Semoga kita semua mampu menjaga lisan selama berpuasa dan mendapatkan keberkahan di bulan Ramadhan. Aamiin. (Dwi Taufan Hidayat)

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 24 April 2025
Imsak
04:27
Shubuh
04:37
Dhuhur
11:54
Ashar
15:14
Maghrib
17:52
Isya
19:02
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan