LANGIT7.ID-Suatu hari, seperti biasa, 
Nasrudin Hoja berdiri di mimbar untuk memberi pengajaran. Di hadapannya para murid duduk dengan serius, menanti kata-kata hikmah darinya.
"Kalian semua ingin mencapai kesempurnaan," katanya, "tapi kalian tidak pernah puas dengan diri sendiri. Bahkan ketika sudah mendapat jawaban, kalian masih saja bertanya lagi dan lagi."
Seorang murid memberanikan diri bertanya, “Tapi, Guru, apakah bertanya itu salah? Bukankah kita harus mencari kebenaran sampai ketemu?”
Nasrudin tersenyum. “Tidak salah,” ujarnya. “Hanya saja, banyak orang bertanya bukan untuk menemukan kebenaran, tetapi untuk membantahnya.”
Murid itu terdiam.
Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Konsisten soal Umur Lalu Nasrudin menambahkan, “Kalau kalian benar-benar ingin menemukan kebenaran, kalian tak perlu banyak bicara. Lihat saja ayam. Ia selalu mematuk-matuk tanah untuk mencari biji. Diam, sabar, terus mencari. Dan lihat apa yang didapatnya?”
Murid-murid menjawab serentak, “Biji-bijian, Guru!”
“Bukan!” seru Nasrudin sambil mengangkat telunjuk. “Kadang hanya cacing. Tapi ayam tidak pernah komplain tentang menu hari ini. Nah, belajarlah darinya!”
Hikmah:Kebenaran bukan selalu seperti yang kita bayangkan atau kita inginkan. Kadang hasil pencarian kita tak persis seperti harapan, tapi tetap bermanfaat jika diterima dengan sabar dan ikhlas. Seperti ayam yang terus mematuk tanah tanpa mengeluh meski yang didapatnya kadang hanya cacing, begitu juga pencari kebenaran: ia harus diam, tekun, dan lapang dada menerima apa pun yang Allah perlihatkan.
Baca juga: Kisah Humor Sufi: Maklumat Kehilangan Nasrudin Hoja(mif)