LANGIT7.ID-Suatu hari, 
Nasrudin Hoja kehilangan sorban barunya. Sorban itu bagus sekali: terbuat dari sutra halus, warnanya biru laut dengan sulaman perak di pinggirnya, dan harganya mahal.
Orang-orang melihat ia mondar-mandir di pasar, gelisah, sambil menggumam sendiri: "Ah, sorban itu satu-satunya yang membuat kepalaku tampak bermartabat. Tanpa itu… ah, kepalaku cuma seperti semangka di atas piring."
Tak lama kemudian, Nasrudin menempelkan selembar kertas di dinding masjid:
"Maklumat: Siapa pun yang menemukan sorban saya dan mengembalikannya, akan saya beri hadiah setengah keping perak."
Orang-orang berkumpul membaca pengumuman itu, lalu seorang pemuda nyeletuk: "Tuan Nasrudin, sorban itu pasti lebih berharga daripada setengah keping perak. Siapa pun yang menemukannya tentu lebih suka menyimpannya sendiri daripada mengembalikannya!"
Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Filosof yang Membagi Sama Rata Nasrudin mengangguk-angguk bijak, lalu dengan serius mencoret maklumat itu.
Ia mengambil pena, menambahkan kalimat baru di bawahnya: "Catatan: Sorban ini sudah tua, kotor, dan sobek-sobek. Tidak ada gunanya disimpan. Tolong segera dikembalikan ke pemiliknya. Terima kasih."
Orang-orang pun tertawa. Seorang kawan mendekat sambil berbisik: "Tuan, itu kan tidak jujur. Sorban Anda baru, bagus, dan mahal."
Nasrudin menjawab sambil tersenyum: "Betul. Tapi kadang untuk menemukan sesuatu yang hilang, kau perlu membuat orang lain tidak terlalu menginginkannya."
---
Hikmah dari kisah tersebut:
1. Kadang, sesuatu yang kita cari tidak akan kembali jika terlalu menarik bagi orang lain. Dengan membuatnya tampak tidak berharga, orang lain menjadi tidak tergoda untuk memilikinya.
Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Pelayan Raja, Bukan Pelayan Sayuran 2. Orang sering tertipu oleh tampilan luar. Sesuatu yang tampak bagus bisa dianggap buruk hanya karena cara kita menggambarkannya.
3. Kecerdikan sering lebih bermanfaat daripada kemarahan atau keluhan.
4. Jangan terlalu melekat pada hal-hal duniawi. Kehilangan benda bukanlah akhir dari segalanya.
5. Humor dan keluwesan dapat membuat masalah terasa lebih ringan dan lebih mudah dihadapi.
Ringkasnya, kisah ini mengajarkan bahwa kecerdikan, kelapangan hati, dan tidak terlalu terikat pada harta dapat membantu kita menghadapi masalah dengan lebih baik.
Baca juga: Jika Kematian Tak Memberi Undangan, Nasrudin Sudah Siapkan Pakaian(mif)