Presiden Prabowo Subianto hari ini berulangtahun. Salah satu ucapan selamat ulang tahun datang dari Anies Baswedan lewat unggahan di akun Instagram miliknya.
Mutiara Anisa Baswedan, putri sulung Anies Baswedan bertolak ke Boston, Amerika Serikat. Tia, panggilan akrabnya, berangkat bersama sang suami, Ali Saleh Alhuraiby dan putra mereka, Ibrahim.
Anies Baswedan menyatakan kekecewaannya atas vonis 4,5 tahun penjara terhadap mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam kasus impor gula.
Dalam unggahannya itu, politisi PSI tersebut juga menyertakan tautan dari salah satu website berita dengan judul, Ceramah Penuh Sindiran dari Anies Baswedan di Masjid Kampus UGM: Membangun Manusia Itu Lama, Tapi IKN Juga Deng.
Anies juga menyinggung tidak tuntasnya sistem pendidikan di Indonesia. Di mana ia menyebut setiap tahunnya ada 1,7 juta anak sekolah yang masuk kelas 1 SD, tidak pernah kelas 3 SMA.
Anies Baswedan dan Chiki Fawzi mendistribusikan bantuan tersebut berupa obat-obatan, kebutuhan pokok, selimut, pakaian musim dingin dan lainnya untuk pengungsi Palestina di Yordania.
Panitia Reuni Akbar 212 memiliki pertimbangan tersendiri dalam menyusun daftar undangan tokoh nasional. Wapres Gibran tidak diundang terkait aksi 411 dan dugaan akun fufufafa, sementara Anies Baswedan tidak diundang karena masih terlibat Pilkada DKI Jakarta. Momentum silaturahmi umat Islam ini tetap berlangsung meriah dengan kehadiran 20 ribu jamaah dan berbagai tokoh nasional.
Pilgub Jakarta 2024 memunculkan dinamika politik menarik dengan saling klaim kemenangan antara Pramono-Rano dan RK-Suswono. Anies Baswedan memberikan perspektif bijak dengan menekankan pentingnya menunggu data resmi KPU. Quick count dari empat lembaga survei menunjukkan keunggulan Pramono-Rano di kisaran 50 persen, namun kepastian satu atau dua putaran masih menunggu hasil resmi KPU.
Pilkada DKI Jakarta 2024 menghadirkan ironi saat pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono ternyata belum memiliki KTP Jakarta. Keduanya masih tercatat sebagai warga Jawa Barat, sehingga tidak dapat memberikan suara di wilayah yang mereka perebutkan. Kondisi ini memunculkan pertanyaan tentang urgensi status kependudukan dalam kontestasi politik di ibu kota.