Keluarga Besar Maarif Institute turut berduka atas meninggalnya Prof Azyumardi Azra. Sosok tersebut merupakan sejarawan paling berpengaruh di dunia pendidikan.
Azyumardi Azra memiliki peran intelektual yang luas. Salah satunya adalah ia mempelopori kajian Islam Nusantara dan menautkan mata rantai ulama di Nusantara dengan Timur Tengah. Dia juga mempelopori transformasi IAIN menjadi UIN.
Sejumlah tokoh Indonesia mengenang almarhum Ketua Dewan Pers ini sebagai pribadi yang banyak berkontribusi dalam pemikiran-pemikiran Islam di Tanah Air.
Usai disalatkan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jenazah Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2022) pukul 07.30 WIB.
Jenazah Ketua Dewan Pers dan Guru Besar UIN Jakarta Prof Azyumardi Azra tiba di rumah duka di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Senin (19/9/2022) pukul 23.55 WIB.
Almarhum diterbangkan menggunakan maskapai Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6019 CGK-KUL, dari Kuala Lumpur Malaysia pada Senin (19/9/2022) pukul 20.45 waktu Malaysia menuju Tanah Air.
Menurut dia, almarhum menjadi salah satu cendekiawan muslim yang diterima semua pihak dengan integritas dan ajaran-ajaran tentang demokrasi humanisme, sehingga punya nilai inspirasi bagi generasi muda.
Hal tersebut juga akhirnya terwujud, UIN Jakarta kini memiliki 12 fakultas bernuansa agama dan 12 bernuansa umum. Ia memiliki kontribusi besar dalam membangun hubungan baik antar agama di Indonesia ataupun tingkat internasional.
Yudi mengatakan jangan mengabadikan sesuatu yang takkan dibawa mati. Justru yang membuat manusia tetap hidup dan menghidupkan sampai mati hanyalah warisan ilmu, amal kebajikan serta keturanan saleh.
Pada dasarnya, penyakit ini merupakan istilah medis dari serangan jantung. Kondisi ini terjadi akibat iskemia atau kekurangan aliran darah ke jaringan tubuh dan infark pada inferior jantung.
Guru Besar Sejarah Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Almarhum Prof. Dr. Azyumardi Azra, menilai umat Islam memiliki potensi besar dalam membangun peradaban Islam, bahkan peradaban dunia secara keseluruhan. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Prof Azyumardi Azra sempat menyoroti kualitas demokrasi yang sedang mundur. Pernyataan ini menjadi kritik terakhir sebelum mengembuskan nafas terakhirnya.