Pakar sejarah Islam, Ustadz Budi Ashari, menilai seseorang tidak mustahil menjadi pakar berbagai macam bidang keilmuan. Hal tersebut dibuktikan ulama terdahulu.
Dalam ajaran Islam, niat menjadi amalan penentu bagi seorang pelajar. Niat yang lurus hanya karena Allah akan mengantarkan seorang pelajar meraih keberkahan.
Jika merujuk berbagai literatur ulama terdahulu, ilmu dibedakan bukan berdasarkan jenis, tapi hukum mempelajarinya. Imam Al-Ghazali dalam Ihya 'Ulum ad-Din membagi dua hukum mempelajari suatu bidang keilmuan, yakni fardhu ain dan fardhu kifayah.
Ada satu prinsip penting yang harus dipahami oleh setiap muslim dalam menuntut ilmu. Hal itu disampaikan cicit Rasulullah SAW Ali Zainal Abidin, dia berkata seseorang harus duduk bermajelis di mana dia mendapatkan manfaat.
Sebelum seorang pelajar belajar suatu ilmu hendaknya terlebih dahulu mendidik jiwanya. Tazkiyah adalah pendidikan jiwa untuk menerapkan Islam, berpegang teguh kepada akhlaq mulia serta budi pekerti luhur.
Kemuliaan muslim yang beriman sekaligus berilmu menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain, baik secara lisan atau tulisan maupun dengan keteladanan.
Ibarat orang yang ingin menempuh perjalanan jauh, maka ia harus menyiapkan perbekalan dengan persiapan yang matang. Biaya itu ibarat sebuah perbekalan bagi para pencari ilmu.