Sederet Perusahaan Teknologi Blokir Layanan hingga Setop Penjualan ke Rusia

LANGIT7.ID, Jakarta - Aksi Rusia menginvasi Ukraina mendapat kecaman dari berbagai pihak sehingga berdampak pada sektor ekonomi di negara yang dipimpin Vladimir Putin itu. Sejumlah raksasa teknologi secara resmi mengumumkan pemblokiran layanan dan produknya di Rusia.

Facebook dan Youtube misalnya, sudah menyetop fitur iklan di platformnya sehingga akun media yang dikelola pemerintah Rusia tidak bisa untuk memonetisasi layanannya. Tak hanya itu, perusahaan teknologi lainnya juga melakukan langkah serupa, seperti menangguhkan penjualan dan layanannya di Rusia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Beresiko Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Berikut daftar perusahaan teknologi yang memblokir Rusia, dirangkum Langit7 dari berbagai sumber, Selasa (8/3/2022).

Faceboook

Facebook mengumumkan telah memblokir media yang didukung pemerintah Rusia untuk menjalankan iklan dan monetisasi di platform-nya. Artinya akun media Rusia tidak dapat menjalankan iklan untuk audiens di dunia.

Selain memblokir iklan, raksasa media sosial itu juga akan menambahkan label "media pemerintah Rusia" pada akun-akun terkait. Keputusan ini mendapatkan respons dari pemerintah Rusia yang meminta Facebook untuk mengehentikan upaya pengecekan fakta dan label konten dari media milik negara. Namun, kritik tersebut ditolak Facebook dengan alasan melindungi pengguna di platform-nya.

YouTube

Senada dengan Facebook, YouTube juga memblokir media Rusia termasukk RT dan Sputnik, serta beberapa channel yang dikelola pemerintah Rusia. YouTube memblokir iklan dari saluran tersebut sehingga channel tidak bisa melakukan monetisasi.

Selain itu, YouTube juga mengatur penayangan agar media yang dikelola pemerintah Rusia tidak direkomendasikan ke pengguna.

Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Indef: Asumsi Makro Ekonomi Melesat dari Target

Twitter

Twitter turut memblokir iklan sebagai respons atas perang Rusia-Ukraina. Tak hanya Rusia saja, Twitter juga memblokir iklan di Ukraina demi memastikan visibilitas informasi keselamatan publik.

Dalam praktinya, Twitter memonitor berbagai akun. Mulai dari akun jurnalis, pejabat pemerintah, aktivis dan akun ternama lainnya di Rusia dan Ukraina.

Google

Platform pencarian terbesar di dunia ini resmi memblokir aplikasi RT News dan Sputnik dari toko aplikasi Play Store di Eropa. Dua outlet media itu telah dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa sebagai dampak invasi Rusia ke Ukraina.

Pembatasan ini hanya berlaku di wilayah Uni Eropa, Inggris, Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss. Artinya, negara di luar wilayah tersebut masih bisa mengunduh aplikasi RT dan Sputnik, termasuk warga Uni Eropa yang memanfaatkan VPN.

Baca juga: Teknologi Canggih Baju Tempur Rusia, Bisa Kamuflase Otomatis

Microsoft

Microsoft secara resmi memutuskan menyetop penjualan produk dan layanan baru perusahaan di Rusia. Namun, raksasa teknologi ini tidak merinci produk mana yang terdampak keputusan penangguhan.

Jika menangguhkan produk sepenuhnya, itu artinya mencakup sistem operasi Windows dan Office, perangkat game Surface dan Xbox, layanan cloud Azure, serta layanan OneDrive dan Xbox Game Pass.

Apple

Apple mengguhkan seluruh penjualan produknya di Rusia, termasuk juga layanan digital seperti Apple Pay. Artinya, warga Rusia tak akan bisa membeli produk Apple seperti iPhone, iPad, hingga Mac secara resmi, baik secara online maupun offline.

Samsung

Samsung mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan penjulan ponsel, semikonduktor (chip), dan produk elektronik ke Rusia. Istimewanya, Samsung juga menyumbangkan dana sebesar USD6 miliar atau sekitar Rp86 miliar sebagai bentuk kemanusiaan terhadap Ukraina.

Baca juga:

Persis Dorong Indonesia Inisiasi Perdamaian Perang Rusia-Ukraina

Video Klip Bom Nuklir Nasida Ria Ber-Subtitle Bahasa Rusia, Pesan Damai untuk Putin?