LANGIT7.ID, Jakarta - Limfedema merupakan pembengkakan lengan yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh getah bening (lymphatic obstruction). Umumnya, limfedema terjadi karena hilangannya atau rusakannya kelenjar limfa akibat kanker maupun pengobatan
kanker.
Limfedema kerap terjadi pada penderita kanker. Adanya pertumbuhan sel kanker di pembuluh atau kelenjar getah bening dapat membuat saluran getah bening tersumbat, sehingga menghambat aliran cairan getah bening.
Baca Juga: Termasuk Penyakit Kronis, Waspadai Hipertensi Paru pada AnakLantas, bagaimana cara mengurangi risiko terkena limfedema? Rehab Medik
RS Kanker Dharmais, dr Fenny Lovitha Dewi mengatakan hal pertama yang harus dilakukan dan paling mengurangi risiko limfedema adalah dengan mengontrol berat badan.
"Dari literatur yang saya baca, yang paling dominan mengurangi resiko dan harus dijaga oleh pasien adalah mengontrol berat badan. Itu yang pertama kali menjadi rekomendasi. Jadi tidak disebutkan seperti mengangkat benda-benda berat atau beraktivitas berat bahkan pasien dianjurkan untuk seaktif mungkin tetapi semampunya," ujar dr Fenny dalam acara bertajuk "Tanya Jawab Seputar Limfedema dan Nyeri," Sabtu (19/3/2022).
Menurut dr Fenny, beraktivitas tetap diperbolehkan asalkan sesuai dengan batas-batas nyeri si penderita. Ketika mengalami nyeri saat beraktivitas atau merasa tidak nyaman, penderita dipersilakan berhenti sebentar.
Baca Juga: Favorit Rasulullah, 6 Buah Ini Juga Bagus untuk Program Diet"Untuk beraktivitas apapun yang Anda ingin lakukan, saya cuma pesan hindari hal yang paling beresiko, utamanya menjaga berat badan. Mungkin kita tidak bisa ke berat badan ideal, tapi paling tidak jangan naik atau turun secara signifikan setelah kita didiagnosis dengan
kanker payudara," tuturnya.
Selanjutnya, dr Fenny berkata risiko lain yang akan menyebabkan limfedema menurut literatur yakni peradangan kulit. Dia mengatakan sangat penting untuk menjaga kulit agar tidak kering dengan menggunakan
minyak zaitun, minyak kelapa maupun handbody.
"Ini menurut literatur. Namun, di ruang praktek kita memang masih sering menemui pasien-pasien yang datang dengan bengkak setelah aktivitas yang berat," katanya.
Baca Juga: Pejuang Kanker Butuh Dukungan Emosional dan Mental dari KeluargaLebih lanjut, dr Fenny kembali mengingatkan untuk melakukan aktivitas semampunya. Menurutnya, jika sesuatu yang diangkat terlalu berat maka tubuh akan memberikan kode. Hal itu membuat tidak nyaman meski seringkali diabaikan.
"Kemarin saya baru bertemu pasien yang datang dengan jari kaku, kemudian lengannya sedikit kencang setelah menyetir 3 jam lebih. Itukan termasuk tidak mengangkat beban berat ya, tetapi aktivitasnya agar lebih berat dibanding biasanya. Jadi intinya, kita semua harus tahu kapan harus berhenti ketika ada alarm dari tubuh," pungkas dr Fenny.
Baca Juga:
Mengenal Habbatussauda, Obat Manjur untuk Banyak Jenis Penyakit
YKPI Dorong Masyarakat Rutin Deteksi Dini Kanker Payudara(asf)