LANGIT7.ID, Jakarta - Niat merupakan salah satu rukun puasa yang tidak bisa ditinggalkan. Sahur yang dilakukan sebelum fajar hukumnya sunnah. Lalu, bagaimana jika seorang muslim lupa berniat?
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), menjelaskan, mazhab Syafi’i dan mayoritas ulama mazhab Maliki dan Hambali berpendapat, siapa saja yang tidak berniat puasa malam hari dan tidak sahur. Maka puasanya tidak sah.
Baca juga: Hukum Puasa bagi Muslimah Belum Berhijab, Ibadahnya Tetap Sah“Namun, kita ingat Sayyid Alwi Assegaf, Mufti Makkah saat itu, menulis dalam pembukaan tarsihnya dan mengingatkan bahwa, bagi masyarakat, kita perlu memberikan fatwa yang paling sesuai dengan keadaan mereka,” kata Buya Yahya melalui
Al-Bahjah TV, Selasa (5/4/2022).
Buya Yahya menjelaskan, jika seseorang benar-benar lupa niat puasa karena kesibukan sampai tidak ada niat pada malam hari, sahur juga bablas, maka tetap harus berpuasa. Niat puasanya mengikuti mazhab Abu Hanifah, yang membolehkan niat di pagi hari.
Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Syaikh Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in. “Barangsiapa yang pagi lupa niatnya, ingin berpuasa, maka hendaklah ia berniat mengikuti mazhab Abu Hanifah,” Tulis Syekh Al-Malibari.
“Dalam fikih Syafi’i, masyarakat harus dihormati dalam hal-hal seperti itu. Jangan sampai (katakanlah) itu ilegal. Sayangnya, dia tertinggal di rombongan orang yang berpuasa,” kata Buya Yahya.
Baca juga: Pekerja Kasar Wajib Puasa Ramadhan, Harus Niat dan SahurMeski mengikuti mazhab Abu Hanifah, seseorang tidak boleh bermain-main dengan niat. Misal, dengan sengaja tidak berniat berpuasa di malam hari. Mengikuti Mazhab Abu Hanifah bisa berlaku dalam hal niat puasa di pagi hari ketika kondisi darurat atau kelupaan. Sebagaimana catatan, orang itu tidak melakukan sesuatu yang membatalkan puasa.
“Dia tidak boleh makan atau minum. Dia seperti orang yang berpuasa. Nanti, dia akan mendapatkan pahalanya secara utuh, baru nanti dia harus membayar,” kata Buya Yahya.
(jqf)