Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Sabtu, 26 April 2025
home wirausaha syariah detail berita

Solusi Jitu Rasulullah Atasi Krisis Ekonomi di Madinah

Muhajirin Jum'at, 23 September 2022 - 15:24 WIB
Solusi Jitu Rasulullah Atasi Krisis Ekonomi di Madinah
ilustrasi (foto: langit7.id/istock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Rasulullah SAW dan para sahabat Muhajirin hijrah dari Makkah ke Madinah dalam keadaan miskin. Mereka tidak membawa harta apa-apa dari Makkah. Di sisi lain, kondisi ekonomi umat Islam di Madinah juga sangat bergantung kepada orang Yahudi yang menguasai pasar.

Pakar Sejarah Islam, Ustadz Budi Ashari, mengungkapkan, umat Islam di Madinah mengalami krisis ekonomi di Madinah selama tujuh tahun. Itu ditandai dengan kalimat Abdullah bin Umar.

“Abdullah bin Umar pernah berkata, setelah tahun tujuh hijriyah, selepas muslimin menang di perang Khaibar, beliau mengatakan, ‘sekarang baru bisa merasakan kenyang’,” kata Budi Ashari dalam webinar Sirah Nabawiyah yang diadakan Unida Gontor, Kamis (22/9/2022) malam.

Baca Juga: 3 Tantangan Ekonomi Umat Islam Awal Hijrah ke Madinah

Kalimat Abdullah bin Umar mungkin terdengar asing bagi masyarakat Indonesia yang memiliki tanah yang subur. Tapi, pada masa itu, sahabat yang tidak makan sampai tiga hari benar-benar tidak ada satupun makanan yang masuk ke dalam perut.

“Sahabat tiga hari di Perang Khandaq tidak kemasukan apapun di perutnya. Tidak ada betulan, bukan seperti kita,” kata Pendiri Kuttab Al-Fatih itu.

Namun, hal yang perlu dicatat adalah Rasulullah sudah memiliki konsep jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi itu. Tujuh tahun krisis sama dengan kondisi krisis era Nabi Yusuf AS.

“Sementara kisah Nabi Yusuf sudah turun di Makkah, artinya, nabi dan sahabat sudah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya, bahkan sebuah krisis ekonomi yang panjang itu, sudah bisa,” ujar Budi Ashari.

Baca Juga: Solusi Ekonomi Ala Nabi Yusuf AS dalam Menghadapi Krisis

Maka itu, Rasulullah menyiapkan dua solusi yakni solusi jangka pendek dan jangka panjang.

1. Solusi Jangka Pendek

Krisis ekonomi, terutama krisis pangan membutuhkan solusi instan dan cepat. Masyarakat muslim selama tujuh tahun krisis itu kelaparan. Bahkan, mereka bisa tidak makan sampai berhari-hari.

Maka, Rasulullah menyiapkan solusi jangka pendek. Di antaranya konsep As’ilah. As’ilah adalah konsep pembagian air di tengah masyarakat muslim. Umat Islam tidak mengenal jual-beli air, tapi berbagi dan membagi-bagikan air secara gratis kepada sesama.

Kedua, Rasulullah memotivasi para sahabat untuk berbagi makanan. Beliau menjadikan masjid sebagai pusat makan dan minum. Masyarakat yang panen kurma diminta menyisipkan sebagian buah untuk kebutuhan kaum muslim.

Konsepnya, kurma itu digantung di pintu Masjid Nabawi, sehingga siapapun yang lapar bisa mengambil kurma itu secara gratis. Masjid Nabawi memiliki tiga pintu kala itu. Setiap pintu tersedia kurma-kurma yang digantung yang boleh diambil siapa saja untuk mengganjal perut.

Baca Juga: Kapitalisme Barat Alami Krisis, Ekonomi Islam Bisa Jadi Solusi

“Masjid itu menjadi pusat makan dan minum, pusat pangan bagi siapapun. Itu proses Indah. Coba ini diterapkan, setiap masjid di Indonesia menerapkan itu, negara ini terbantu. Itu solusi instan dan cepat,” tutur Budi Ashari.

Ketiga, setiap selesai shalat Isya, Rasulullah mengumumkan kepada sahabat yang memiliki kelebihan makanan untuk mengajak sahabat lain yang belum makan pada hari itu.

Maka ada sahabat yang membawa satu-dua sahabat untuk makan bersama di rumah. Paling terkenal adalah Sa’ad bin Ubadah. Dia tidak mengajak satu-dua sahabat, tapi 80 sahabat sekaligus setiap malam.

2. Solusi Jangka Panjang

Negara tidak bisa hidup hanya dengan solusi instan. Maka, Rasulullah juga menyiapkan solusi jangka panjang. Kala itu, orang Yahudi yang menguasai pasar Madinah menggunakan sistem ekonomi riba. Al-Qur’an memberikan solusi sederhana untuk mematikan riba.

وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ

“Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” (QS Al-Baqarah: 275).

Rasulullah membawa dua solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ekonomi. Pertama, membuat pasar sendiri. Kedua, sedekah. Hanya dengan dua konsep ini, umat Islam bisa mengalahkan semua sistem ekonomi riba.

Baca Juga: Faisal Basri: Ekonomi Islam Bisa Jadi Solusi Inflasi

“Maka, salah satu perangkatnya adalah pasar. Makanya pasar menjadi konsentrasi Rasulullah,” kata Budi Ashari.

Nabi Muhammad SAW sendiri yang mencontohkan ini. Beliau membuat pasar Suqul Anshar yang berada di Madinah dekat Masjid Nabawi. Umat Islam sudah punya tokoh-tokoh muslim yang jagi berbisnis, yakni orang-orang Quraisy yang hijrah ke Madinah.

“Abdurrahman bin Auf masuk pasar tidak perlu modal. Hari pertama langsung untung, tidak lama jadi orang paling orang kaya. Nabi bikin pasar ada proses, dia yang langsung turun sendiri. Dia yang cari lokasi, pasangi kayu, pasang tenda,” kata Budi Ashari.

Pasar menjadi instrumen penting untuk memajukan perekonomian. Umat Islam harus membuat sistem pasar sendiri. Perekonomian umat tidak akan berkembang jika masih nebeng di pasar-pasar yang dibuat kaum kapitalis dan sosialis.

Baca Juga: Faisal Basri: Ekonomi Islam, Alternatif bagi Kehancuran Ekonomi Global

“Pasar sebagai salah satu instrumen perekonomian, muslimin tidak bisa main di pasar Yahudi. Itu tidak mungkin. Muslim harus punya pasar sendiri. Maka begitu, pasar jadi, Rasul mengumumkan, Rasul menginjakkan ke bumi tiga kali. Beliau mengatakan 'ini pasar kalian’,” ucap Budi Ashari.

Kedua, sedekah atau wakaf. Ruang lingkup zakat kecil, karena itu kewajiban orang kaya. Maka, solusi yang ditawarkan oleh Rasulullah adalah sistem wakaf. Beliau langsung yang mencontohkan seperti mewakafkan tanah untuk pembangunan Masjid Nabawi dan pembangunan pasar umat Islam.

“Wakaf dicontohkan oleh rasul, sahabat mengikuti. Kita harus buka lagi, dengan amat detail. wakaf itu kekuatan muslimin. Kita harus membangun itu,” ujar Budi Ashari.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Sabtu 26 April 2025
Imsak
04:26
Shubuh
04:36
Dhuhur
11:54
Ashar
15:14
Maghrib
17:51
Isya
19:01
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan