LANGIT7.ID, Jakarta - Surat An Nisa ayat 59 membahas mengenai ketaatan dan sumber hukum Islam. Sebagaimana firman-Nya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan perkataan Ibnu Abbas. Bahwa asbabun nuzul Surat An Nisa ayat 59 ini berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais, ketika ia diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memimpin suatu pasukan khusus.
Abdullah memerintahkan pasukannya mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Saat api sudah menyala, ia menyuruh pasukannya untuk memasuki api itu.
Lalu salah seorang pasukannya menjawab, “Sesungguhnya jalan keluar dari api ini hanya Rasulullah. Jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah memerintahkan kepada kalian untuk memasuki api itu, maka masukilah.”
Kemudian mereka menghadap Rasulullah dan menceritakan hal itu. Rasulullah melarang memasuki api itu dan menegaskan bahwa ketaatan hanya dalam kebaikan.
Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan, Surat An Nisa ayat 59 turun berkenaan hal ini, menjelaskan bahwa jika ada perbedaan dalam urusan agama, maka harus dikembalikan kepada Allah (Al Quran) dan Rasul-Nya (hadits).
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 10: Ragam Penyakit Hati ManusiaSementara itu, Pendakwah Ustaz Muthafa Umar mengatakan, surat An Nisa ayat 59 mengajarkan untuk bersifat amanah, berlaku adil, dan juga taat kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, dan juga ulil amri.
Hal tersebut merupakan tiga perkara penting, yang apabila dijalankan oleh umat muslim maka dia telah membuktikan keimanannya. Dan bentuk keimanan tersebut, membuat dirinya layak masuk ke dalam surga Allah SWT.
"Karena ayat sebelum ini Allah orang-orang yang akan dimasukan ke dalam surga adalah orang-orang yang beriman dan beramab saleh," kata Ustaz Muthafa dikutip dalam kanal Kajian Tafsir Al-Ma'rifah Ustadz Muthafa Umar, Ahad (9/10/2022).
Oleh karena itu, lanjutnya, orang yang dinilai berhasil dalam kehidupan di bumi, yaitu orang yang menjalankan sifat berlaku adil, amanah, dan taat. Tiga perkara itu berkaitan dengan sesama makhluk dan kepada Allah SWT.
"Berhubungan dengan Allah dan manusia harus dijalankan dengan sepenuhnya," tambahnya.
Ustaz Muthafa menjelaskan, ketika berhubungan dengan Allah ada hak Allah pada diri seorang mukmin, begitu juga pula berhungan dengan manusia ada hak manusia pada diri seorang mukmin.
Baca Juga: Tausiah Ahad Pagi: Berkah Orang yang Subuh Berjamaah"Seperti kita telah menjalankan dan menyampaikan amanah. Yaitu menyampaikan hak Allah kepada Allah. Apa itu hak Allah? Diibadati, tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah," papar Ustaz Muthafa.
"Jadi ibadah yang kita jalankan adalah hak Allah, maka kita beribadah sebagai kewajiban," imbuhnya
Adapula hak manusia yang dikembalikan kepada manusia, kata dia, yaitu menyampaikan perkara dunia yang menyangkut nilai Islam kepada sesama. Itulah yang disebut sebagai hak manusia di dalam diri seorang mukmin.
"Umpamanya ada hak istri pada suami, ada hak suami pada istri, dan lain sebagainya. Menyampaikan hak kepada orang yang memiliki hak tersebut adalah menjalankan amanah," tutur dia.
(zhd)