LANGIT7.ID, Jakarta - Santri bisa berkontribusi di berbagai sektor. Termasuk menerbangkan pesawat kepresidenan. Ya, siapa sangka ternyata pilot di balik pesawat yang membawa Presiden keliling dunia adalah seorang santri. Dia adalah Mayor Penerbang Rachmat Syahputra dari TNI Angkatan Udara.
Rachmad Syahputra masuk ke Pondok Modern Darussalam Gontor pada 1995. Dia merupakan santri penggemar basket dan menjadi salah satu anggota klub sepak bola di Gontor. Dia juga aktif di kepramukaan dan pernah menjadi Koordinator Gerakan Pramuka.
“Masuk Gontor 1995, lulus SD, konsul Bogor. Lulus tahun 2001,” kata Rachmad dalam bincang alumni Gontor di kanal Akbar Zainuddin, dikutip Kamis (20/10/2022).
![Pilot Pesawat Kepresidenan RI Ternyata Seorang Santri]()
Rachmad saat pertama kali masuk Gontor tidak memiliki niat masuk tentara. Namun, saat duduk di kelas VI, ada alumni Gontor yang berhasil masuk Akademi Militer (Akmil) . Itu yang yang menjadi inspirasi Rachmad untuk ikut mendaftar menjadi abdi negara.
Baca Juga: Pendidikan di Gontor Putri Tempa Elizabeth Diana Dewi Jadi DiplomatPerjalanan menjadi tentara bukan perkara mudah bagi Rachmad. Meski Gontor sudah dikenal di tengah masyarakat, tapi ada beberapa kendala teknis yang mesti dihadapi. Seperti perkara ijazah yang mendapat banyak sorotan saat ujian masuk Akmil.
“Di negara kita ini, Gontor ini secara umum sudah dikenal orang, namun kita akan melanjutkan pendidikan lebih, ada hal-hal teknis yang pasti kita akan dipertanyakan. Saya masuk Akmil 2002. Pakai ijazah Gontor,” kata Rachmad.
Kendala teknis memang banyak. Namun, Rachmad selalu ingat slogan-slogan santri Gontor
man jadda wajada. Dia terus berusaha hingga pada akhirnya berhasil lolos masuk ke Akmil.
Empat tahun digembleng di Akmil, Rachmad dilantik langsung oleh Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada 2006. Dia langsung menjadi perwira muda/pertama dengan pangkat Letda (Letnan Dua).
Baca Juga: Kisah dr Iqbal Musyaffa: Sempat Tinggal Kelas di Gontor, Kini Jadi Dokter
Setelah melewati jenjang pendidikan militer, pada Februari 2015, Rachmad yang kala itu telah menyandang pangkat Kapten disematkan Kencana Number. Ini merupakan bentuk penghargaan untuk menyandang sebagai penerbang pesawat angkut VVIP TNI AU, karena kemampuan Kapten Pilot telah mampu melalui tahapan sebelumnya.
Tugas pertama Kapten Pnb Rachmad setelah mendapat Kencana Number adalah menjadi pilot evakuasi WNI di Yaman.
Pada tahun yang sama, tepatnya pada Juli, Rachmad menjadi lulusan terbaik dalam Kursus Perwira
Flight Security Officer (Suspa FSO) Angkatan 23. Saat itu, dia menjabat Pa Pnb Gol. VII (Perwira Penerbang Golongan 7) Skadud 17 Lanud Halim Perdanakusuma.
Suspa FSO merupakan pencapaian yang tidak mudah. Penerbang Suspa FSO harus memiliki pengetahuan dan teori intelijen, pengamanan VVIP, prosedur dalam pengamanan penerbangan VVIP, hukum udara dan memiliki budaya
safety dan
security sesuai ketentuan.
Baca Juga: Mohamad Nasir: Santri Jadi Profesor, Rektor hingga Menteri
Pada Juni 2020, Rachmad sudah menjadi Mayor Penerbang yang menjabat Wakil Kepala Senat Pasukan Inti Siswa Sekolah Staf Komando Angkatan Udara (Waka Senat Pasis Sesko AU).
![Pilot Pesawat Kepresidenan RI Ternyata Seorang Santri]()
Lalu, bagaimana cerita Rachmad bisa menerbangkan pesawat Presiden? Rachmad menjelaskan, Pesawat Boeing Business Jet merupakan milik Kementerian Sekretariat Negara. Pengoperasian pesawat tersebut dipercayakan kepada TNI AU.
“TNI NU memiliki skuadron, satuan yang mengoperasikan pesawat. Kebetulan, saya setelah lulus sekolah penerbang ditugaskan di Halim, setelah itu dipindahkan ke skuadron 17. Karena saya dinas di Skadron 17, saya punya rating penerbang pesawat Boeing,” ujar Rachmad.
Menjadi pilot pesawat presiden tidak mudah. Rachmad harus memiliki kemampuan standar pengamanan VVIP dan ketentuan Suspa FSO lain. Skuadron 17, tempat Rachmad berdinas menjadi penanggung jawab penerbangan pesawat kepresidenan.
Baca Juga: Cetak Banyak Alumni Berpengaruh, Ini Cara Gontor Didik Santri Jadi Pemimpin“Jadi, kesempatan yang saya dapat sekarang ini karena saya berdinas di skuadron 17. Ada sekitar 20 kali bawa presiden. Yang paling berkesan ke mana, sering Timur Tengah, sama Eropa. Eropa itu, yang pernah ikut waktu Pak Jokowi baru naik ada kunjungan kerja ke Eropa, pas kebetulan giliran saya yang terbang,” kata Rachmad.
(jqf)