LANGIT7.ID, Jakarta -
Berpakaian syar'i merupakan ciri khas seorang muslim, bukan simbol muslim radikal apalagi dikaitkan dengan teroris. Sebab ada pakem berbusana bagi umat Islam.
Islam tidak menetapkan warna khusus dalam pakaian tersebut. Pastinya harus bersih,
menutup aurat dan sopan, sehingga dapat menjaga kehormatan seorang muslim.
Tolok ukur untuk seorang laki-laki yakni kepantasan saat beribadah atau salat. Meski ada berpedaan pendapat mengenai
isbal atau di atas mata kaki.
![Berpakaian Syar'i untuk Umat Islam Bukan Simbol Radikal]()
Sementara
muslimah lebih tertutup. Hanya wajah dan telapak tangan yang boleh terlihat. Pakaian yang dikenakan bahkan tak boleh menunjukkan lekuk tubuh.
Baca Juga: Tips Hijab Street Style, Jeny Tjahyawati: Tetap Ikut Pakem Syar'iPimpinan Markaz Takwin Ulama Mauritania dan Anggota Ikatan Ulama Muslim Dunia,
Syaikh Dr Muhammad Al-Hasan Ad-Dadaw mengatakan, Islam telah mengatur cara berpakaian bagi umat Islam.
Dalam Al Quran surat Al Araf ayat 32 Allah SWT berfirman yang artinya: "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan."
Selain itu dalam surat Al Ahzab ayat 59, Allah Ta'ala menekankan hal ini bagi kaum perempuan. "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Baca Juga: Ummat Islam Jangan Ragu Tampil Modis dengan Celana CingkrangBukan Simbol RadikalPakaian syar'i seorang muslim bukan lah simbol radikalisme atau terorisme. Fesyen tersebut justru menunjukkan ketaatan orang tersebut terhadap perintah agama.
Ustadz Bangun Samudera dalam kutipan ceramahnya di YouTube mengatakan, berpakaian syar'i bagi muslim merupakan perintah Allah SWT.
"Cuman ada kebetulan orang-orang yang pakai begitu (pakaian syar'i) terus menyimpang," kata Ustadz Bangun dikutip Selasa (25/10/2022).
Menurut dia, tidak bisa orang yang berpakaian syar'i identik dengan cap radikal. Sebab Allah Ta'ala yang memerintahkan hambanya berpakaian menutup aurat, lalu muslimah dengan busana yang benar-benar terutup.
Sebelumnya seorang perempuan dengan cadar diamankan karena diduga hendak menerobos ke dalam Istana Negara. Sejumlah barang bukti diamankan di antaranya senjata api jenis pistol atau FN.
Identitas perempuan tersebut sampai sekarang belum diketahui, termasuk motifnya menerobos ke dalam Istana. Insiden ini terjadi Selasa pagi pukul 07.00 WIB di kawasan Jalan Medan Merdeka Utara.
(bal)